Kopi Luwak RI Kalahkan Starbucks

Kopi yang dirposes dari kotoran binatang Luwak berhasil membuat lidah penggemar kopi di seluruh dunia bergoyang.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Apr 2015, 16:55 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2015, 16:55 WIB
Kopi Luwak
Pekerja memilah kopi dari kotoran Luwak di Liwa, Lampung, Kamis (28/7). Seekor luwak mampu menghasilkan hingga tiga ons kopi dalam sehari. Kopi luwak dihargai sekitar satu juta rupiah per kg.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dinobatkan sebagai surga kopi dunia dalam sebuah pameran kopi kelas internasional di Amerika Serikat (AS). Penghargaan ini pun tidak dibantah Badan Pusat Statistik (BPS) yang memuji ragam kopi Tanah Air karena telah berhasil menembus pasar global.

"Memang betul Indonesia surga kopi. Ekspor kopi kita sudah masuk ke seluruh dunia. Tapi angka ekspornya tidak tahu secara pasti," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo di Jakarta, Rabu (15/4/2015).

Kekagumannya juga terlontar untuk kopi luwak asli Indonesia. Kopi yang diproses dari kotoran binatang Luwak ini berhasil membuat lidah penggemar kopi di seluruh dunia bergoyang. Tak heran bila pamor kopi luwak Indonesia makin bersinar.

"Harganya jadi selangit, tidak karuan mahalnya. Karena mengalahkan kopi yang lagi ngetren dengan merek Starbucks atau kopi Brazil. Saking mahalnya, kopi luwak jadi kopi elit sampai ada peternakan khusus Luwak," terang Sasmito.

Indonesia patut bersyukur, sebab dia bilang, setiap daerah mempunyai hasil perkebunan kopi dengan cita rasa berbeda, seperti kopi Aceh, kopi Toraja dan lainnya. Ini bisa menjadi komoditas ekspor potensial bagi Indonesia.

Sebelumnya, Indonesia meraih predikat surga kopi dunia dalam pameran Specialty Coffee Association of America (SCAA) di Seattle, AS. Indonesia dinilai memiliki banyak jenis kopi yang tersebar dari seluruh daerah di Tanah Air.

"Karena banyaknya varian kopi kita, Indonesia mendapat predikat baru sebagai surga kopi dunia," ucap Atase Perdagangan Indonesia Washington DC, Ni Made Ayu Marthini.

Ketua Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) Hutama Sugandhi menjelaskan, total ekspor kopi sepanjang 2014 turun menjadi 475 ribu ton, mencakup ekspor biji kopi 380 ribu ton dan kopi olahan 90 ribu ton. Adapun, secara nilai, penjualan kopi turun 10 persen menjadi hanya US$ 1,3 miliar pada tahun lalu.

“Dari hasil survei kami untuk 2015 produksi kopi mulai kembali normal. Harapannya, kinerja ekspor bisa sama seperti 2013. Tahun ini diharapkan bisa kembali mencapai 600 ribu ton atau US$ 1,8 miliar,” ujar dia. (Fik/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya