Liputan6.com, Jambi - Masyarakat provinsi Jambi dinilai belum antusias untuk menabung di bank syariah. Padahal bertransaksi di bank syariah dapat dilakukan oleh siapa saja.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi, V Carlusa menyambut hal itu pada Senin (12/10/2015). "Secara umum belum ada pengaruh terhadap pertumbuhan bank syariah di Jambi. Sebenarnya, bank syariah bukan hanya untuk masyarakat beragama Islam saja, tapi terbuka untuk semua agama. Prinsip syariah hanya sebagai landasan operasional perbankan saja," ujar Carlusa.
Baca Juga
Carlusa menyebutkan, aset perbankan syariah di Jambi posisi Agustus 2015, tercatat sebesar Rp 1,97 triliun atau 5,49 persen dari total aset bank umum di Jambi. Jumlah ini menurun sebesar 5,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Advertisement
Hanya saja, angka itu masih lebih tinggi dari nasional yang hanya sebesar 4,72 persen.Selain itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah juga menurun 5,02 persen dibandingkan tahun lalu, menjadi Rp 943,94 miliar. Begitu pula pembiayaan perbankan syariah yang turun sebesar 6,24 persen.
"Perbankan syariah tetap berupaya menjalankan perannya sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Ini tercermin dari tingkat LDR dan penambahan jaringan kantor yang cukup pesat," kata Carlusa.
Carlusa mengatakan, Loan Deposit Ratio (LDR) pembiayaan terhadap dana pihak ketiga perbankan syariah di Jambi mencapai 199 persen hingga Agustus 2015. Dengan total jaringan kantor perbankan syariah bertambah menjadi 46 kantor dari Agustus tahun lalu sebesar 36 kantor.
Ia berharap, ke depannya transaksi melalui perbankan syariah bisa lebih meningkat. "Paling tidak masyarakat tahu, mengerti dan mau bertransaksi di bank syariah. Untuk target khusus kami hanya menargetkan untuk jangka panjang saja," pungkas Carlusa. (Bangun Santoso/Ahm)