BI Perkirakan Deflasi 0,09% pada Oktober Ini

Untuk menopang pertumbuhan ekonomi, BI meminta kepada pihak-pihak swasta untuk merealisasikan proyeknya sebelum pergantian tahun.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 30 Okt 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2015, 17:00 WIB
20151020-Ekonomi-Nasional-Kuartal-III-2015-Jakarta
Pekerja saat membangun tiang konstruksi pembangunan gedung di Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pada Oktober 2015 angka Indeks Harga Konsumen (IHK) akan kembali mengalami deflasi. Upaya pemerintah menstabilkan harga pangan membuahkan hasil.

Gubernur BI, Agus DW Martowardojo menjelaskan, pada September kemarin Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan deflasi 0,05 persen. Sedangkan untuk Oktober nanti, Agus memperkirakan masih terjadi deflasi 0,09 persen.

"Kalau itu benar artinya konsisten dengan bulan lalu yang deflasi dan ini membuat inflasi kita seperti yang kami targetkan di 2015. Inflasi akan ada di bawah 4 persen," kata Agus di Gedung Bank Indonesia, Jumat (30/10/2015).

Pemicu deflasi pada Oktober ini karena upaya dari pemerintah untuk mengendalikan beberapa harga‎ seperti beras dan beberapa komoditas lainnya cukup bagus. Hal ini juga didukung dengan peningkatan stok yang terus dilakukan.

Hanya saja, dikatakan Agus, masih ada beberapa wilayah yang mengalami inflasi, terutama wilayah-wilayah yang terkena dampak asap. Ini diarenakan sangat menganggu distribusi beberapa komoditas.

Dengan kondisi inflasi yang terkendali ini, Agus optimistis pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dari kuartal-kuartal sebelumnya.

"Perihal pertumbuhan ekonomi kami sambut dengan baik. Kelihatannya kuartal III pertumbuhan ekonomi bisa sampai 4,85 persen, ini merupakan turning point, karena Kuartal I di 4,7 persen, kuartal II di 4,67 persen, kalau sekarang bisa 4,85 persen itu menunjukkan ada satu kondisi meningkat," papar Agus.

Untuk menopang pertumbuhan ekonomi tersebut, selain pembelanjaan pemerintah yang sudah meningkat, Agus juga meminta kepada pihak-pihak swasta untuk merealisasikan proyeknya sebelum pergantian tahun.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi deflasi 0,05 persen untuk periode September 2015. Realisasi ini berbeda dengan posisi September 2014 yang mencatatkan inflasi sebesar 0,27 persen. Jika dibandingkan Agustus 2015, angka realisasi September kemarin juga lebih rendah karena pada bulan lalu tercatat inflasi 0,39 persen.

Kepala BPS, Suryamin menuturkan inflasi terkendali di angka 6,83 persen secara tahun ke tahun (Year on Year). Kalau secara tahun kalender (year to date) tercatat 2,24 persen. Komponen inti pada September 2015 tercatat 0,44 persen, sedangkan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun mencapai 5,07 persen.

"Setelah melewati puasa dan Lebaran, kontrol pemerintah dalam mengendalikan harga bagus," jelas Suryamin.

Angka realisasi deflasi ini cukup bagus jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2014, tercatat inflasi September di 0,27 persen. Pada 2013, tercatat deflasi September di level 0,35 perse dan di 2012 tercatat inflasi sebesar 0,01 persen. (Yas/Gdn)

 
 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya