BI Perkirakan Terjadi Deflasi pada Oktober

Penundaan kenaikan tarif listrik rumah tangga 1.300-2.200 VA juga mempengaruhi deflasi pada Oktober 2015.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 15 Okt 2015, 21:50 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2015, 21:50 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan terjadi deflasi pada Oktober 2015. Hal itu ditopang oleh harga kelompok pangan yang masih mengalami deflasi.

"Kalau kita lihat berbagai volatile food terus deflasi seperti daging masih deflasi, ayam, bawang merah dan sebagainya," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi BI, Yudha Agung di kantornya, Jakarta, Kamis (15/10/2015).

Deflasi juga didorong oleh inflasi yang diatur pemerintah (administered price) pada sektor energi. Hal itu lantaran terjadi penundaan kenaikan tarif listrik untuk rumah tangga 1.300-2.200 VA.

"Tarif listrik industri i3 dan i4 ada diskon 30 persen antara jam 11 malam sampai 8 pagi  mempunyai dampak," tambahnya.

Dari pantauan BI, tercatat pada minggu ke dua Oktober 2015 terjadi deflasi 0,09 persen. "Terutama memang volatile food karena yang bisa dimonitor langsung,"tandas dia.

Sebagai informasi, pada September 2015  terjadi deflasi di kisaran 0,05 persen. Realisasi tersebut berbeda dengan inflasi September 2014 sebesar 0,27 persen. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya