Liputan6.com, Jakarta - Nama Mikhail Khodorkovsky mungkin dikenal sebagai salah satu pengusaha minyak sukses asal Rusia. Namun berbeda dengan para miliarder lainnya, jalan hidup bos minyak satu ini tidaklah mudah.
Sejak terlilit kasus penipuan dan terpaksa meninggalkan Rusia, pria 52 tahun ini harus hidup dalam perasingan di Eropa. Kali ini ia harus rela untuk kembali menyandang status buronan sejak pengadilan Rusia mendakwanya dengan kasus pembunuhan.
Baca Juga
Melansir halaman thedailybeast.com, Selasa (5/1/2016), Russian Investigative Committee baru-baru saja mengeluarkan surat penahanan internasional untuk menangkap mantan pemilik Yukos Oil Company asal Rusia ini.
Advertisement
Khodorvsky diduga terlibat kasus pembunuhan walikota Siberia pada tahun 1998. Namun banyak menilai bahwa isu ini bukanlah menjadi faktor utama di balik penangkapan Khodorvsky.
Beberapa hari sebelum surat penangkapan tersebut diterbitkan, Khodorvsky memberikan pidato yang dinilai provokatif. Diduga pidato yang disampaikan Khodorvsky tersebut memicu gejolak dari beberapa kalangan termasuk diantaranya Presiden Vladimir Putin.
Pidato tersebut juga mengakibatkan munculnya ketegangan antara pendukung Khodorvsky dan warga pro-pemerintah. Beberapa personil kepolisian diterjunkan ke lapangan untuk mencari beberapa bukti fisik milik simpatisan Open-Russia, sebuah organisasi independen yang didirikan oleh Khodorvsky.
Sebelum kasus ini mencuat, Khodorvsky juga pernah menghabiskan 10 tahun hidupnya di penjara Rusia usai terbukti tersangkut kasus penipuan. (Vna/Ndw)
Penurunan Harga BBM Turunkan Biaya Logistik 2%