Cara BKPM Tarik Investor Sektor Perfilman

Indonesia masih membutuhkan banyak bioskop karena jumlahnya sangat minim.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 20 Jul 2016, 15:47 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 15:47 WIB
Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan untuk mendorong sektor perfilman dengan memperbanyak layar bioskop.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan untuk mendorong sektor perfilman dengan memperbanyak layar bioskop.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menggelar dialog investasi dengan tema Prospek Investasi Perfilman Indonesia di Kantor BKPM, Kamis (21/7/2016). Acara tersebut untuk menarik minat investasi di sektor perfilman.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, Indonesia masih membutuhkan banyak bioskop karena jumlahnya masih sangat minim. Indonesia hanya memiliki sekitar 1.100 bioskop.

"Saat ini, tidak lebih dari 1.100-an jumlah bioskop yang ada di Indonesia. Sementara potensi sektor film yang ada sangat berkembang baik dari sisi bioskop, distribusi, dapat hingga produksi film," kata dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (20/7/2016).

Dia mengatakan, untuk mendorong sektor perfilman ialah dengan memperbanyak layar bioskop. Franky menambahkan, dengan memperbanyak layar maka akan meningkatkan kualitas perfilman Indonesia.

"Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan film Indonesia harus mendapat porsi dari bioskop-bioskop di Indonesia. Dengan ketersediaan layar bioskop di Indonesia, maka akan lebih banyak film-film Indonesia diputar di bioskop dengan melibatkan investor dari luar untuk meningkatkan kualitas, untuk meningkatkan mutu dan bukan tidak memungkinkan agar film Indonesia dapat diekspor," jelas dia.

Franky juga mengatakan, investasi di sektor perfilman sangat menggiurkan. Hal tersebut ditunjang oleh kelas menengah atas yang meningkat dan mendorong permintaan akan film.

‎"Dengan pertumbuhan kelas menengah perkotaan serta meningkatnya skala kota-kota di Indonesia yang memiliki kepadatan meningkat, ketersediaan layar lebar atau bioskop merupakan salah satu sektor yang prospektif," ujar dia.

Franky menyatakan  telah menerima minat investasi dari beberapa negara untuk sektor perfilman antara lain Korea Selatan, Taiwan, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat.

"Kami akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian teknis maupun Badan Ekonomi Kreatif untuk mengawal minat investasi yang telah disampaikan kepada BKPM," tutur dia. (Amd/Ahm)
   

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya