Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan mencatatkan realisasi penyerapan anggaran 2016 hanya sebesar 82,6 persen. Angka realisasi ini di bawah target yang ditetapkan sebelumnya yaitu 85 persen.
Sekretaris Jendral Kementerian Perhubungan Sugihardjo menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat penyerapan anggaran Kementerian Perhubungan tidak maksimal atau tidak sesuai dengan target. Salah satunya mengenai pembebasan lahan.
Menurut dia, pembebasan lahan untuk beberapa proyek kementerian masih banyak terkendala. Salah satunya di Direktorat Jendral Perkeretaapian yang belum bisa dibayarkan karena memang masih dalam sengketa.
Advertisement
Baca Juga
"Penyerapan anggaran di kereta itu hanya 60,6 persen, dari yang kita anggarakan Rp 9,6 triliun, yang tidak terserap itu 10 persen atau sekitar Rp 3,8 triliun," kata Sugihardjo saat berbincang dengan wartawan, Selasa (10/1/2017).
Dia mencontohkan, salah satu proyek yang terkendala mengenai pembebasan lahan di Dirjen Perkeretaapian adalah Double-Double Track Jatinegara-Manggarai. Belum banyak lahan yang dibebaskan menjadi hal yang harus dipecahkan di 2017.
Akibat pembebasan lahan yang belum selesai tersebut maka skema pendanaan proyek perkeretaapian yang melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) juga tidak bisa dicairkan.
Meski demikian, Sugihardjo mengaku sudah ada beberapa perkembangan yang signifikan terhadap penyelesaian kendala lahan tersebut. "Jadi kita optimistis serapan di 2017 di kereta api akan lebih baik, bisa di atas 80 persen," tegas Sugihardjo.
Untuk tahun 2017, Kementerian Perhubungan menargetkan penyerapan anggaran mencapai 85 persen. Tahun ini Kemenhub memiliki anggaran Rp 45,98 triliun. (Yas/Gdn)