Wali Kota Risma Ingin Surabaya Jadi Kota Pengusaha

Wali Kota Tri Rismaharini menuturkan, saat ini mayoritas warga Surabaya adalah pengusaha mikro, yang punya daya tahan terhadap krisis.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Feb 2017, 20:03 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2017, 20:03 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya ‎Tri Rismaharini mendorong kota Surabaya menjadi kota pengusaha. Sejak menjabat 2010, dirinya melakukan pengembangan sumber daya manusia warganya.

Risma mengatakan, saat ini mayoritas warga Surabaya adalah pengusaha mikro, yang memiliki daya tahan terhadap krisis. Hal tersebut telah terbukti pada krisis ekonomi 1998, meski perekonomian jatuh, tetapi kota Surabaya tetap ramai.

"Kalau lihat data Surabaya 92 persen adalah pedagang di sektor kecil dan menengah. 90 persennya mikro. Saat krisis 98 itu tidak berpengaruh Surabaya ramai terus, daya tahannya lebih tinggi, saya dorong masyarakat Surabaya‎," dalam acara Creativepreneur Corneur 2017, di Senayan City, Jakarta, Sabtu (4/2/2017).

Risma melanjutkan, latar belakang lain dirinya ingin menjadikan Surabaya sebagai kota pengusaha, karena memang sejarahnya sejak zaman Majapahit kota berlambang hiu dan buaya tersebut menjadi kota dagang.

"Saat Majapahit kota dagang, bank pertama di Surabaya. Itu sebabnya saya dorong jadi kota pengusaha," tutur Risma.

Risma menceritakan, saat awal menjabat sebagai wali kota Surabaya pada 2010, kota itu dilanda kemiskinan. Namun, dia berjuang meningkatkan tarif hidup masyarakat dengan membuat program pengembangan sumber daya manusia (SDM).

‎Risma menyebutkan salah satu program tersebut adalah pahlawan ekonomi, dengan memberikan pelatihan keterampilan pada kaum ibu yang berasal dari keluarga miskin. Program ini untuk membantu suaminya meningkatkan penghasilan. Awalnya sangat berat menjalankan program tersebut, karena banyak yang tidak setuju para ibu ikut bekerja.

Usaha Tri Rismaharini meningkatkan taraf hidup warga Surabaya saat ini telah menunjukan hasil, dengan lahirnya kelompok-kelompok pengerajin pada setiap kampung. Kini ditemui kampung lontong, kampung sandal, dan kampung kue. Penghasilanya pun cukup menjanjikan.

‎"Saya membuat program Pahlawan Ekonomi, saat itu sangat susah menggaet ibu-ibu, kadang harus ikut agar mau berlatih, pertama saya frustasi juga kenapa begini," tutur Risma.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya