Jurus Menperin Kerek Pertumbuhan Industri Nasional

Pemerintah berkomitmen mendorong pertumbuhan industri‎ nasional.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Feb 2017, 09:36 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2017, 09:36 WIB
20160727-Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto-Jakarta
Airlangga Hartarto menjadi Menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husin (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Pemerintah berkomitmen mendorong pertumbuhan industri‎ nasional. Salah satunya yaitu industri petrokimia yang menghasilkan berbagai macam produk seperti plastik, resin, serat buatan dan lain-lain.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, guna mempercepat pertumbuhan industri, pemerintah akan memberikan insentif fiskal berupa pembebasan pajak atau tax holiday bagi industri petrokimia. Salah satu industri yang berkecimpung ada sektor tersebut yaitu PT‎ Chandra Asri Petrochemical (CAP)‎.

CAP telah berkomitmen untuk menanamkan investasi sebesar US$ 6 miliar di Indonesia dalam rangka meningkatkan kapasitas produksinya hingga dua kali lipat pada 2021‎. Oleh sebab itu patut dipertimbangkan untuk mendapatkan insentif pajak tersebut.

“Kalau memang bisa berkomitmen untuk bisa mencapai US$ 6 miliar, kami upayakan dapat tax holiday,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (12/2/2017).

Selain itu, lanjut Airlangga, pemerintah juga akan memberikan bea masuk tambahan (safe guard) sebagai bentuk perlindungan terhadap industri dalam negeri saat menghadapi banjirnya produk sejenis dari luar negeri yang memperoleh dumping dari negara asalnya.

“Kami harus sedikit lebih berani juga. Produk plastik banjir impor, sedangkan kalau ekspor kena dumping dimana-mana,” kata dia.

Sebelumnya Direktur Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan pada 2016 lalu, daya saing nasional Indonesia telah menempati peringkat 19 dari 40 negara teratas di Global Manufacturing Competitiveness Index (GMCI). Sedangkan pada 2020 diperkirakan akan naik ke peringkat 15.

“Tahun 2016 kemarin Indonesia dapat ranking 19 dari 40 negara GMCI. Tahun 2020 diperkirakan naik jadi ke 15," ungkap dia.

Untuk meningkatkan daya saing tersebut, Sigit menyampaikan beberapa strategi yang akan dilakukan oleh Kemenperin. Di antaranya, meningkatkan nilai tambah Sumber Daya Alam (SDA), melakukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui vokasi industri, melakukan pendalaman struktur industri melalui kekuatan rantai industri, serta mengembangkan wilayah industri.

“Strategi seperti ini mudah-mudahan bisa membawa Indonesia ke peringkat yang lebih baik lagi," kata dia

Saat ini, pemerintah telah membangun 14 kawasan industri dengan pendekatan Indonesia sentris. Dalam waktu tiga tahun kedepan, pembangunan untuk 7 kawasan industri Tanjung Boton (Riau), Dumai (Riau), Berau (Kaltim),Tanah Kuning (Kaltara), JIIPE (Jatim), Kendal (Jateng), dan Serang  (Banten) akan dipercepat.

“Pembangunan ini dilakukan dalam rangka mengurangi kesenjangan sekaligus upaya mengembangkan wilayah industri mulai dari pinggiran," tandas Sigit.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya