Presiden Jokowi Resmikan Proyek Listrik PLN di Maluku-Papua

Presiden Jokowi meresmikan dua proyek infrastruktur ketenagalistrikan PLN senilai Rp 1,31 triliun.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Mei 2017, 16:45 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2017, 16:45 WIB
(Foto: Liputan6.com/Fiki A)
Presiden Joko Widodo

Liputan6.com, Papua - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dua proyek infrastruktur ketenagalistrikan PT PLN (Persero) di Maluku-Papua, serta melaksanakan groundbreaking  atau pemasangan tiang pancang Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Mobile Power Plant (MPP) Jayapura 50 Megawatt (MW). Keseluruhan proyek ini menghabiskan anggaran Rp 1,31 triliun.

‎Dalam acara tersebut, dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman, Gubernur Papua Lukas Enembe, dan Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir yang diwakili Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso.

Presiden Jokowi melakukan pemasangan tiang pancang (groundbreaking) PLTMG MPP Jayapura 50 MW di Kampung Holtekamp, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.

Selain itu juga Jokowi meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tidore 14 MW, dan program listrik desa, meliputi melistriki 92 desa di‎ Papua dan Papua Barat, serta 134 desa di Maluku dan Maluku Utara.

Jokowi menuturkan, setiap berkunjung ke provinsi mana pun selalu yang menjadi keluhan soal listrik. Oleh karena itu, Jokowi meminta Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Ignasius Jonan serta PLN untuk memenuhi kekurangan listrik di Indonesia Timur terutama di Papua.

"Setiap saya berkunjung ke provinsi mana pun selalu menjadi keluh kesah adalah soal listrik. Ada yang lapor listrik di sini kurang. Pindah ke tempat lain juga sama byar pet. Saya perintahkan Menteri BUMN, Menteri ESDM dan PLN untuk memenuhi kekurangan (pasokan listrik) di Indonesia Timur utamanya lagi di tanah Papua." jelas Jokowi.

Direktur Bisnis Regional Maluku-Papua PLN, Haryanto W.S mengungkapkan ‎pembangunan PLTMG MPP Jayapura sudah berjalan sejak Januari 2017. Sementara kontrak efektif per Desember tahun lalu.

"Tadinya lahan PLTMG MPP Jayapura ini minus 5 meter tapi sudah ditimbun. Kita patut bangga karena kemajuan konstruksi sudah mencapai 70 ‎persen, sistem kelistrikannya 50 persen. Jadi sekarang menyelesaikan listriknya dan pasang travo atau kabel," ujar dia saat berbincang dengan wartawan di komplek PLTMG MPP Jayapura, Papua, Selasa (9/5/2017).

Haryanto menargetkan, pembangunan PLTMG MPP Jayapura ram‎pung pada September 2017. Artinya, hanya butuh waktu delapan bulan untuk penyelesaiannya. "Kalau dilihat dari masa pembangunannya, ini yang tercepat di Papua," tutur dia.

Proyek tersebut, kata dia, membutuhkan investasi sebesar Rp 786 miliar. Dengan beroperasinya pembangkit listrik ini pada akhir 2017, akan menambah pasokan setrum sebesar 50 MW ‎di Jayapura dari sebelumnya sudah tersedia 84 MW.

"Pasokan listrik dari PLTMG akan mengalir ke kota Jayapura dan sekitarnya, termasuk ke arah perbatasan," ujar Haryanto.

Sementara itu, proyek lainnya PLTU Tidore, Maluku Utara 14 MW, Haryanto mengakui menghabiskan sekitar Rp 300 miliar serta program listrik desa 92 desa di Papua dan Papua Barat maupun 34 desa di Maluku dan Maluku Utara. Total biaya mencapai Rp 220 miliar.

Jadi total investasi dalam peresmian dua proyek infrastruktur dan groundbreaking PLTMG‎ mencapai sebesar Rp 1,31 triliun. "Dananya dari PLN semua," kata Haryanto.

‎PLTMG MPP Jayapura merupakan bagian dari proyek pemerintah 35 ribu MW untuk Indonesia. Provinsi Maluku dan Maluku Utara serta Papua dan Papua Barat akan mendapat tambahan daya sebesar 896 MW.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya