Liputan6.com, Jakarta PT Industri Kereta Api (INKA) membutuhkan pendanaan sampai Rp 7 triliun pada tahun ini. Dana ini untuk membiayai proyek di dalam dan luar negeri.
Direktur Keuangan dan SDM INKA Mohamad Nur Sodiq mengatakan, di dalam negeri, INKA tengah menggarap proyek gerbong pesanan PT KAI, Kereta Bandara Soekarno-Hatta, Kereta Bandara Minangkabau, dan LRT Palembang.
"Jadi 438 (gerbong KAI) salah satunya. Kita juga sedang mengerjakan KRL Bandara Soekarno-Hatta, proyek Bandara Internasional Minangkabau, LRT Palembang untuk persiapan Asian Games. Minangkabau kereta rel diesel (KRD)," kata dia seperti ditulis, di Jakarta, Sabtu (3/6/2017).
Baca Juga
Dia mengatakan, untuk proyek dalam negeri mesti rampung tahun depan. "Semua proyek harus selesai paling lambat 2018 akhir, yang Padang saya lupa, sekitar Juni-Juli 2018 yang dalam negeri, ya," imbuh dia.
Untuk proyek luar negeri, INKA akan menggarap kereta api Bangladesh tahap kedua. Nilai kontrak untuk proyek ini kurang lebih US$ 99 juta.
Kemudian, INKA juga akan menggarap proyek 100 lokomotif untuk Zambia, Afrika. Proyek ini merupakan proyek kerja sama dengan salah perusahaan terkemuka Bombardier.
"Doakan pertengahan Juni bisa kontrak. Nilai (kontrak) Zambia nanti dicek dulu. Saya lupa-lupa ingat, porsi kita seingat saya US$ 40 juta," tutur dia.
Nur mengatakan, pendanaan INKA berasal berbagai sumber, baik dari perbankan, surat utang jangka menengah (medium term note/MTN), maupun dari program National Interest Account (NIA).
"(Bangladesh) mendapat fasilitas NIA, berupa pendanaan pemerintah melalui LPEI. Pemerintah memberikan kepada LPEI, untuk pendanaan. Saya kira itu peran pemerintah yang cukup signifikan untuk bantu INKA supaya bisa ekspor," tandas dia.
Advertisement