Marak Perang Harga, Berapa Biaya Minimal Umrah Sebenarnya?

Biaya umrah yang berada di bawah rata-rata menjadi lirikan masyarakat untuk menjalankan ibadah ke tanah suci.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Agu 2017, 11:23 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2017, 11:23 WIB
Program Umroh Bareng Korpri, Cara Mudah PNS Menuju Tanah Suci
Biaya umrah yang berada di bawah rata-rata menjadi lirikan masyarakat untuk menjalankan ibadah ke tanah suci.

Liputan6.com, Jakarta - Perang harga agen perjalanan yang menyediakan program perjalanan umrah marak terjadi belakangan ini. Harga yang jauh di bawah rata-rata tentu menjadi lirikan masyarakat yang ingin menjalankan ibadah ke tanah suci. Namun berapakah biaya minimal sebenarnya untuk umrah?

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jakarta, Hasiyanna S Ashadi, mengatakan, biaya minimal yang harus dikeluarkan peserta umrah berdasarkan perhitungannya sebesar Rp 18 juta per orang. Biaya tersebut untuk perjalanan umrah selama 9 hari.

"Kalau harga standarnya Rp 18 juta itu untuk 9 hari ya," kata Hasiyanna, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Senin (7/8/2017).

Hasiyanna menuturkan, biaya tersebut bisa bertambah berdasarkan keinginan peserta, terkait lama perjalanan, kualitas penginapan dan tempat tujuan lain di luar Mekah, Madinah, dan Jeddah. ‎Dia juga tidak bisa mematok biaya maksimal umrah.

"Tergantung lamanya di sana, tergantung kebutuhan jemaahnya. Dia mau tinggal di hotel bintang berapa, tujuannya ke mana, umrah plus itu di luar Mekah, Madinah dan Jeddah," papar Hasiyanna.

Terkait dengan biaya umrah murah yang disediakan First Travel, Hasiyanna menilai harga yang ditetapkan First ‎Travel sangat murah. Bahkan di bawah rata-rata yang ditawarkan agen perjalanan lain.

"Kalau First Travel itu bukan rata-rata, tapi di bawah harga rata-rata," ungkap Hasiyanna.

Sebelumnya, program perjalanan umrah yang ditawarkan agen perjalanan First Travel kini telah diberhentikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Satgas Waspada Investasi. Banyak calon jemaah umrah lewat jasa First Travel yang tak kunjung berangkat.

Melihat kondisi ini, Ketua Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) Syam Resfiadi menjelaskan, indikasi permasalahan di dalam perusahaan sebenarnya sudah bisa ditebak. Hal ini berawal dari naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang saat ini berada di level 13.320 per dolarnya.

Resfiadi mengaku First Travel ini menawarkan program umrah murah saat kurs rupiah di kisaran 9.000 per dolar AS.

"Saat itu First Travel menjadi booming karena didukung oleh kekuatan koperasi dari instansi yang memberangkatkan anggotanya dengan harga murah tapi fasilitas normal tersebut. Setelah sekian tahun terkenal dengan harga murah, maka imagenya adalah travel harga murah," kata Resdiadi saat berbincang dengan Liputan6.com.

Dengan citra tersebut, bukan perkara sulit bagi First Travel untuk menggaet para calon jemaah umrah di Indonesia yang notabene mayoritas penduduknya muslim. Program umrah yang ditawarkan oleh First Travel adalah hanya dengan biaya Rp 14,3 juta per orang.

Singkat cerita, manajemen First Travel mulai kebanjiran peserta melalui program itu. Hanya saja, mereka tidak mempertimbangkan kurs rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah dan sekarang mencapai titik keseimbangan baru, yaitu sekitar 13.000 per dolar AS.

"First Travel tetap menjual harga yang sama, maka berubah sistemnya jadi Ponzi demi menerima permintaan harga tersebut, sementara kurs sudah tinggi ya. Ya dan seterusnya berjalan sampai musim tahun lalu," tegas Resfiadi.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya