Ekonomi Indonesia Terus Menanjak hingga Akhir Tahun

Pertumbuhan perekonomian Indonesia akan didorong oleh sektor komsumsi rumah tangga dan ekspor.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 31 Okt 2017, 15:46 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 15:46 WIB
Upah Buruh Informal Perkotaan pada Agustus Naik 0,41 Persen
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta, Senin (18/9). Upah riil buruh bangunan naik 0,41 persen dari Rp 64.674 pada Juli 2017 menjadi Rp 64.939 pada Agustus 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian Indonesia diproyeksi terus membaik hingga akhir tahun. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2017 sebesar 5,1-5,2 persen. Lalu, meningkat menjadi 5,3-5,4 persen di kuartal IV 2017.

Demikian disampaikan Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam acara Economic & Capital Market Outlook 2018 di Jakarta, Selasa (31/10/2017). "Bagi BI kuartal III antara 5,1-5,2 persen dan kuartal IV 5,3-5,4 persen," ujar dia.

Pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh pengeluaran pemerintah yang lebih besar. Meski demikian, dia mengakui pengeluaran pemerintah hanya menopang sebagian pertumbuhan ekonomi. "Pengeluaran pemerintah lebih besar, tapi kan APBN itu kan hanya 10-12 persen dari PDB," ujar dia.

Mirza melanjutkan, perekonomian akan didorong oleh sektor komsumsi rumah tangga dan ekspor. Serta, didorong oleh sektor investasi.

"Kami lihat ada recovery di bidang investasi. Di situ gabungan ada investasi swasta dan BUMN dan ada recovery di sektor ekspor juga sudah recovery. Dan di pengeluaran rumah tangga recovery," lanjut dia.

Ekonomi nasional telah mengalami tantangan yang cukup berat. Terlebih karena imbas pelemahan harga komoditas. Harga komoditas, lanjut Mirza, terlihat mengalami perbaikan sehingga menopang perekonomian di berbagai wilayah Indonesia.

"Sumatera kan pernah tumbuh 3 persen dan sekarang ekonomi Sumatera sudah 4 persen. Bahkan, beberapa provinsi sudah mendekati 5 persen. Dan Kalimantan Timur pernah negatif itu sudah positif," tutup dia.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di 2018 mencapai 5,4 persen. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, ada dua hal yang akan digenjot pemerintah pada tahun depan. Dua hal tersebut yaitu ekspor dan investasi.

"Di APBN jelas, kita akan inflasi terus di bawah 4 persen. Nah, pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, ya artinya kita harus kerja keras. Dua hal yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertama, ekspor. Kedua, investasi," ujar dia.

Untuk ekspor, pemerintah tengah berupa untuk membuka pasar-pasar baru di negara-negara kawasan Afrika dan Asia. Dengan melakukan diversifikasi pasar, diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia serta membuat kinerja ekspor menjadi lebih baik.

"Ini harus digenjot terus, sekarang sudah mulai kelihatan pasar-pasar nontradisional. Yang dulu enggak pernah kita perhatikan, sekarang mulai kelihatan bahwa lonjakannya di situ lumayan baik," kata dia.

Selain ekspor, yang tak kalah pentingnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan investasi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi berkualitas dan tidak hanya mengandalkan konsumsi dalam negeri.

"Kedua, tetap, kuncinya di investasi. Dua hal ini yg menjadi kunci pertumbuhan itu bisa tercapai atau tidak. Kita memang ingin menggeser dari pertumbuhan yang ketergantungannya pada konsumsi, kepada pertumbuhan yang lebih berkualitas, geser ke arah-arah yang yang produktif, ke arah produksi. Dua hal ini yang menjadi kunci pertumbuhan itu bisa tercapai atau tidak," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya