Liputan6.com, Jakarta - Putri Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kahiyang Ayu resmi menikah dengan pria pujaan hatinya, Bobby Nasution pada Rabu, 8 November 2017. Setelah menikah, mereka akan menjalani hidup sebagai pengantin baru.
Bukan hanya Kahiyang-Bobby, sebagian besar pasangan pengantin baru tentu dihadapkan pada tantangan tersendiri dalam membina biduk rumah tangga. Salah satunya adalah soal keuangan.
Advertisement
Baca Juga
Banyak pengantin baru yang masih terbawa suasana saat lajang, di mana masalah keuangan akan diatasi secara pribadi. Namun, ketika menikah Anda menghadapi biaya serta penghasilan baru sebagai suami dan istri.
Lalu apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur keuangan sebagai pasangan pengantin baru? Berikut ulasannya melansir key.com, Rabu (8/11/2017).
1. Menyatukan keuangan
Salah satu isu finansial yang banyak menerpa pasangan pengantin baru adalah bagaimana mengatur keuangan secara bersama. Apakah harus memiliki rekening bersama, atau tetap bergantung pada rekening pribadi yang sudah dimiliki sebelumnya.
Perencana keuangan Ruth Hayden menyarankan, suami dan istri tetap harus memiliki hak otonomi atas sebagian uangnya, serta belajar untuk mengelola uang bersama. Untuk itu, diperbolehkan bagi suami dan istri memiliki rekening bersama. Rekening ini digunakan untuk membayar biaya operasional rumah tangga, seperti iuran listrik, air, keamanan, telepon, dan lain sebagainya.
Namun, mereka juga harus tetap memiliki rekening pribadi untuk tabungan. Survei yang dilakukan majalah keuangan Smart Money menunjukkan, 64 persen pasangan memiliki rekening bersama, 14 persen memilih memiliki rekening masing-masing, dan 18 persen memiliki rekening keduanya.
2. Tidak mengecek pengeluaran
Konflik rumah tangga bisa saja muncul karena tidak adanya keterbukaan atas pengeluaran yang dilakukan oleh suami dan istri. Suami bisa menyindir istri karena sering berbelanja baju. Padahal, pengeluaran yang suami habiskan besarannya sama saat sekali berbelanja.
Agar tidak salah persepsi dan saling menyalahkan, setiap pasangan harus berembuk membicarakan biaya bulanan dan berapa penghasilan dari masing-masing pasangan yang harus dialokasikan untuk menutup biaya bulanan tersebut.
Â
Selanjutnya
3. Tidak transparan soal utang
Survei dari SmartMoney juga menunjukkan bahwa pasangan acap kali tidak sepakat mengenai berapa jumlah utang yang pantas diakses dan tidak bisa melihat jenis utang yang buruk. Umumnya hal ini karena ketika menikah, salah satu satu pihak memiliki utang yang lebih besar.
Ini merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Apa pun jenis kreditnya, yang penting suami dan istri harus menyepakati kredit yang diambil. Sebab, ketika sudah menikah, utang istri suatu saat bisa menjadi masalah suami dan begitu pula halnya dengan utang suami.
4. Lupa menabung dana darurat
Kebutuhan hidup saat sudah berkeluarga memang akan lebih banyak. Namun, hal ini tidak boleh menjadi alasan bagi pasangan suami istri tidak menyiapkan dana darurat.
Ruth Hayden mengatakan, saat ini banyak pasangan hidup di bawah tekanan yang dapat membalikkan hidup mereka secara drastis. Karenanya, dia menyarankan pasangan harus mengalokasikan tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan untuk dana darurat.
Agar dapat dicairkan dengan cepat dan dalam waktu dekat, dana darurat ini sebaiknya ditempatkan di portofolio yang rendah risiko, seperti reksa dana pasar uang.
Â
Advertisement
Selanjutnya
5. Menyimpan uang rahasia
Survei mengungkap, sebanyak 36 persen dari pria dan 40 persen dari perempuan yang mereka survei pernah menyembunyikan harga barang yang mereka beli dari pasangan.
Padahal, dalam beberapa kasus, menyembunyikan uang atau transaksi dari pasangan bisa berisiko fatal, hingga menghancurkan perkawinan.
Untuk menghindarinya, suami dan istri harus sama-sama terbuka kepada pasangan untuk segala urusan keuangan, baik itu belanja, utang, dan pemasukan.