Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menilai, investasi sektor jasa merupakan sektor yang secara potensi paling menjanjikan untuk dikembangkan pada 2018. Dia menyoroti perkembangan investasi di sektor tersebut, khususnya jasa pendidikan, dinilai punya peluang menjadi besar.
"Bapak Presiden (Joko Widodo) begitu gencar mau deregulasi sektor pendidikan, khususnya universitas, karena banyak pihak yang mau investasi di sana," ucap Thomas di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (02/01/2017).
Advertisement
Baca Juga
Thomas menganggap, dengan dikembangkannya investasi di sektor pendidikan, maka masyarakat punya kesempatan untuk mendapatkan gelar sarjana bertaraf internasional dari universitas dalam negeri.
"Nanti gelar tersebut tidak hanya bisa dinikmati oleh orang kaya (berada) saja, tapi juga kelas menengah. Mereka bisa menikmati gelar S1 dari lembaga internasional," tukasnya.
Selain sektor jasa, Thomas mengamati sektor lainnya yg dapat dideregulasi untuk bantu membuka lapangan kerja, antara lain kesehatan, serta sektor jasa bisnis semisal penerjemah, administrasi, akuntansi, dan human resource development (HRD).
Selain itu, dia turut menyoroti adanya potensi pertumbuhan investasi di berbagai sektor lainnya, yakni e-commerce dan pariwisata.
"Pertumbuhan sektor e-commerce itu besar, sudah dihitung dapat mencapai 60-80 persen per tahun. Untuk investasi lain, yaitu sektor pariwisata, pertumbuhannya sekitar 35-45 persen per tahun," imbuhnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Realisasi Investasi
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku senang dengan kenaikan rating atau peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil. Capaian tersebut diyakini akan semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia dalam jangka pendek.
"Dampak positifnya akan menambah kepercayaan market atau investor ke Indonesia," kata dia usai Peluncuran Buku Kebijakan Vokasi Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (21/12/2017).
Dia menegaskan, pemerintah terus berupaya mempercepat perizinan berusaha melalui paket-paket kebijakan ekonomi. Langkah tersebut yang dikombinasi dengan peningkatan kepercayaan investor, diharapkan dapat mendongkrak kegiatan penanaman modal di Tanah Air, termasuk saat tahun politik di 2018-2019.
"Orang masih saja wait and see (melihat dan menunggu). Wait and see apa lagi sih, tahun politik tuh tidak apa. Kita pernah pengalaman melaksanakan Pilkada, itu justru positif buat perekonomian," tegas Darmin.
Darmin Nasution berharap, kenaikan rating ini diikuti oleh dua lembaga pemeringkat internasional lainnya, Standard & Poor's serta Moody's. "Mereka setiap dua kali setahun, me-review. Irama mereka datang beda-beda, nanti mereka tulis surat dan kita persiapkan diri untuk bertemu mereka," ujar Darmin.
Advertisement