Pendapatan bakal Tembus USD 1 Miliar, Grab akan IPO?

Terbaru, Grab meluncurkan platform terbaru (Grab Platform) di Singapura.

oleh Bawono Yadika diperbarui 10 Jul 2018, 18:50 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2018, 18:50 WIB
Grab
Grab adalah sebuah perusahaan layanan dan jasa berbasis aplikasi yang berlokasi di Singapura.

Liputan6.com, Singapura - Perusahaan aplikasi Grab berhasil mencapai 2 miliar perjalanan per 7 Juli 2018. Tak hanya itu, Grab juga merupakan perusahaan pertama di Asia Tenggara yang akan mencapai target pendapatan sebesar USD 1 miliar atau Rp 14,35 triliun (1 USD=Rp 14.358) pada akhir 2018.

Lantas, apakah perseroan berencana untuk menjadi perusahaan terbuka (go public)

CEO & Co-founder Grab Anthony Tan mengatakan Grab tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penawaran saham perdana (Innitial Public Offering/IPO).

Menurutnya, hal itu sangatlah mungkin untuk dilakukan perseroan kedepannya. "Kami sangat mengapresiasi perusahaan-perusahaan global yang ikut memberikan kapitalnya kepada Grab, untuk Go-Public sangat terbuka," tuturnya di Singapura, Selasa (10/7/2018).

Kata Anthony, Grab tentu akan mempertimbangkan untuk menjadi perusahaan terbuka di waktu yang akan datang. "Iya, kami jelas akan mempertimbangkanya," kata dia.

Sebagai informasi saja, bisnis perseroan kini berkembang pesat. Terbaru, Grab meluncurkan platform terbaru (Grab Platform) di Singapura pada Selasa Ini. Dalam platform terbaru ini Grasb menawarkan berbagai layanan salah satunya adalah layanan yang menawarkan pelanggan untuk bisa belanja kebutuhan sehari-hari secara online (GrabFresh).

"Grab Platform merupakan serangkaian API (application programming interface) bagi para mitra untuk mengintegrasikan layanan mereka dengan Grab," ujar Anthony Tan.

Anthony menjelaskan, Grab Platform kini merupakan aplikasi super yang menjawab semua kebutuhan sehari-hari. Grab platform, kata Anthony akan membawa pengaruh besar pada perekonomian.

"Grab platform merupakan everyday supperapp pertama di Asia Tenggara. Ini mengapa ada GrabFresh juga, layanan pengiriman barang belanjaan on-demand. Glab platform akan bawa pengaruh ekonomi yang besar dari apa yang sudah kami lakukan sebelumnya," ujarnya.

Adapun GrabFresh merupakan integrasi rekanan Grab Platfrom dengan Happy Fresh, yakni perusahaan penyedia layanan yang bergerak di bidang pengiriman barang belanjaan.

 

Go-Jek Bakal Ekspansi ke Singapura, Ini Kata Bos Grab

Grab resmi luncurkan produk baru yaitu GrabFresh di Singapura, Selasa (10/7/2018). (Bawono/Liputan6.com)
Grab resmi luncurkan produk baru yaitu GrabFresh di Singapura, Selasa (10/7/2018). (Bawono/Liputan6.com)

PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek) diketahui akan ekspansi bisnis ke Thailand dan Vietnam pada bulan depan. Tak hanya itu, perseroan juga berharap dapat ekspansi di Singapura. Lantas, apa pendapat dari kompetitor perseroan yaitu Grab?

CEO dan Co-founder Grab Anthony Tan menyambut penuh jika Go-Jek memang benar akan berekspansi ke Singapura. Ia menekankan, kompetisi adalah hal yang baik untuk mengembangkan perseroan.

"Ini adalah hal yang baik bagi kita, saya rasa kami sangat terbuka untuk itu. Kompetisi membantu kita untuk berusaha jauh lebih baik lagi," tutur dia kepada wartawan di Singapura, Selasa  (10/7/2018).

Anthony mengatakan, perusahaan akan selalu fokus pada kepentingan konsumen. Ia berkata, akan terus melihat tren dan perkembangan kepada para konsumen.

"Kami tidak terlalu memusingkan kompetitor. Bahkan kami lebih fokus pada kebutuhan pelanggan. Seperti Anda lihat sendiri hari ini kami bahkan berinovasi baru dengan meluncurkan Grab Fresh. Jadi kompetisi membuat kami lebih kuat," kata dia.

Sebelumnya, Operator taksi terbesar di Singapura, ComfortDelGro, dikabarkan tengah dalam proses pembicaraan dengan Go-Jek.

Mengutip laporan Tech Crunch, Rabu 25 April 2018, pembicaraan yang dimaksud terkait dengan kemungkinan kemitraan antara kedua perusahaan.

Sebelumnya, ComfortDelGro, merupakan mitra Uber. Uber sebelumnya mencapai kesepakatan besar dengan Comfort pada Desember tahun 2017.

Namun pada bulan lalu, kesepakatan keduanya batal gara-gara perusahaan AS tersebut menjual operasional bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab.

Kini, Go-Jek dikabarkan tengah bersiap melakukan ekspansi ke negara lain di Asia Tenggara. Go-Jek disebut-sebut akan memperluas layanannya ke Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Namun sumber Tech Crunch mengungkap, startup unicorn Indonesia ini tengah mengadakan pembicaraan tahap awal dengan Comfort untuk masuk ke pasar Singapura dan menambah 15.000 mitra pengemudi taksi.

Sayangnya, perusahaan taksi Singapura itu menolak memberikan komentar terkait hal ini. Sementara, juru bicara Go-Jek menyebut, "perusahaan tidak dapat memberikan komentar atas rumor dan spekulasi."

Sekadar diketahui, nilai valuasi Go-Jek kini mencapai US$ 4,5 miliar dan tambahan pendanaan US$ 2 miliar dari investor barunya antara lain Google, Tencent, JD.com, Allianz, dan Meituan Dianping.

Startup ini bermula dari sebuah aplikasi jasa ojek online, kemudian mulai merambah ke pemesanan taksi dan kendaraan roda empat, hingga ke layanan pembayaran melalui Go-Pay.

Perusahaan rintisan Nadiem Makarim inipun memiliki ambisi untuk ekspansi ke luar Indonesia, khususnya ke Asia Tenggara. Kesempatan ini kian terbuka lebar setelah Uber ke luar dari pasar Asia Tenggara.

Selain Singapura, Go-Jek dikabarkan untuk masuk ke Vietnam, Thailand, dan Filipina. Bahkan menurut sumber Tech Crunch, Go-Jek kini tengah melakukan perekrutan staf.

Tonton Video Menarik Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya