IMF Ingatkan Ekonomi Global Bakal Melambat Imbas Perang Dagang

IMF mengingatkan ketegangan perang dagang antara AS dan negara-negara lain di dunia akan rugikan ekonomi global USD 430 miliar.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Jul 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2018, 09:30 WIB
Logo IMF
(Foto: aim.org)

Liputan6.com, Jakarta - The International Monetary Fund (IMF) menyatakan, ekonomi global akan melambat imbas perang dagang.

IMF mengingatkan ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain di dunia akan rugikan ekonomi global USD 430 miliar atau sekitar Rp 6.184 triliun (asumsi kurs Rp 14.382 per dolar Amerika Serikat). AS sangat rentan terhadap perang tarif yang meningkat.

IMF juga memberikan teguran kepada Presiden AS Donald Trump. Hal itu akibat ancaman perang dagang yang dibuat AS dan mitra dagangnya berisiko turunkan pertumbuhan ekonomi global sebanyak 0,5 persen pada 2020. Ada potensi kehilangan USD 430 miliar dalam PDB di seluruh dunia.

Meski ketegangan perdagangan akan meningkat sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, AS akan fokus membalas dari ancaman negara lain.

Trump meningkatkan ketegangan di sektor perdagangan dengan usulkan tarif 10 persen terhadap barang China. Nilainya mencapai USD 200 miliar. China pun memperingatkan pembalasan.

Trump juga mengguncang para pemimpin Eropa dengan memberi label kepada Uni Eropa (UE) yang merupakan salah satu “musuh” terbesar AS atas perdagangan.

"Negara-negara harus melawan pemikiran yang melihat ke dalam dan ingat bahwa pada berbagai masalah kepentingan bersama, kerja sama multilateral sangat penting," ujar Ekonom IMF Maurice Obstfeld, seperti dikutip dari laman SMCP, Rabu (18/7/2018).

IMF menyatakan, tindakan proteksionisme lebih besar dapat hambat investasi bisnis, mengganggu rantai pasokan global, perlambat penyebaran teknologi, peningkatan produktivitas dan menaikkan harga barang-barang konsumsi.

Adapun pertumbuhan ekonomi global diprediksi sebesar 3,9 persen pada 2018 dan 2019. Namun, diperkirakan pelemahan tajam terjadi di Uni Eropa, Inggris, dan Jepang. Ini juga didorong meningkatnya ketegangan politik.

Selain itu, IMF prediksi pertumbuhan ekonomi Inggris melambat menjadi 1,4 persen pada 2018 dibandingkan perkiraan yang dibuat pada April sebesar 1,6 persen.

Di zona euro, ekonomi diprediksi melambat menjadi 2,2 persen dibandingkan perkiraan sebelumnya tumbuh 2,4 persen.

IMF juga meramal, ekonomi China melambat menjadi 6,6 persen pada 2018. Selain itu, AS juga akan hadapi risiko lebih besar. Pemangkasan pajak oleh Trump mendorong ekonomi AS sekitar 2,4 persen pada 2018.

IMF mengingatkan risiko karena the Federal Reserve bersiap untuk menaikkan suku bunga. Hal ini bersamaan dengan ancaman sengketa perang dagang lebih besar. "Pasar keuangan tampaknya akan hadapi kemungkinan-kemungkinan," ujar Obstfeld.

Presiden Dewan Eropa Peringatkan Perang Dagang Ancam Tatanan Dunia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat melempar bola Piala Dunia pemberian Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Ibu Negara AS Melania Trump (AFP PHOTO)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat melempar bola Piala Dunia pemberian Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Ibu Negara AS Melania Trump (AFP PHOTO)

Sebelumnya, kebijakan yang diambil Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat gelisah negara-negara besar lain, seperti China dan Uni Eropa. Presiden yang sebelumnya adalah pebisnis tersebut memang tak pandang bulu lagi saat menghadapi pihak-pihak yang dianggapnya merugikan Amerika Serikat (AS), baik itu kawan maupun lawan.

China sudah menunjukkan kekecewaan terhadap Trump dan mengambil langkah untuk meminimalisasi efek perang dagang. Sekarang, giliran Dewan Eropa yang angkat bicara.

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk memberikan peringatan kepada para kepala negara adidaya ini untuk menjaga tatanan dunia, bukannya memulai perang dagang yang menimbulkan konflik.

Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri China Li Keqiang di Beijing.

"Ini adalah tugas bersama Eropa dan China, Amerika, dan Rusia agar tidak menghancurkan tatanan ini, tapi meningkatkannya. Bukannya memulai perang dagang yang sering berubah menjadi konflik panas di sejarah kita," ucap Tusk seperti dikutip Associated Press, Selasa 16 Juli 2018.

Tusk mengingatkan pentingnya mencari solusi bersama ketimbang bermain keras seperti perang tarif.

"Masih ada waktu untuk mencegah konflik dan kekacauan. Hari ini kita sedang menghadapi dilema. Antara bermain keras dengan perang tarif dan konflik seperti di Ukraina dan Suriah, atau mencari solusi bersama dalam peraturan adil," ucap Tusk.

Pada perang dagang ini, kondisi Trump dan Eropa memang sedang tidak dalam kondisi terbaik. Pemerintahannya menambah tarif untuk produk baja dan aluminium dari Eropa.

Trump mengatakan bahwa Uni Eropa adalah musuh dalam berdagang, kemudian Tusk malah menjawab yang mengatakan hal demikian sama saja menyebar berita palsu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya