Liputan6.com, Jakarta - Kabar menarik bagi para pemimpi. Sebuah penelitian menunjukan bahwa banyak para pemimpi yang menjadi orang kaya.
Dilansir Business Insider, Thomas C. Corley penulis dari Rich Habits Study, menyatakan para pemimpi mendominasi orang-orang kaya yang ia wawancarai. Corley telah menghabiskan waktu empat tahun untuk mewawancara 233 orang kaya.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Hasilnya, ia membagi orang kaya menjadi tiga jenis: si penabung-investor (mengandalkan tabungan), si virtuoso (mengandalkan jabatan karier) dan si pemimpi. Di antara mereka, kebanyakan orang kaya masuk dalam kategori pemimpi.
"Para pemimpi muncul sebagai kelompok terkaya dalam studi saya. Hampir 51 persen dari mereka adalah individual yang mengejar impian besar dan mampu menjadikannya kenyataan," tulis Corley.
Dari mimpi itulah para pemimpi mendapatkan pendapatan besar. Dalam waktu yang lebih singkat, para pemimpi berhasil mengalahkan kekayaan para penabung-investor dan virtuoso.
Tipe penabung-investor menjadi orang kaya yang paling sedikit dalam studi Corley, yakni hanya 22 persen, dan butuh 32 tahun sampai mereka bisa mengumpulkan banyak harta.
Kesimpulan yang diambil dari Corley adalah banyak cara untuk menjadi kaya raya. "Bila kamu ingin menjadi kaya, hal yang penting adalah mengambil satu jalan yang berfungsi bagimu dan pegang teguh hal itu selama bertahun-tahun," jelas dia.
Corley pun mengingatkan ada sebuah persamaan di antara tipe-tipe orang kaya. "Membutuhkan bertahun-tahun untuk mengumpulkan kekayaan," simpulnya.
Anak Miliarder Dididik Khusus Demi Jadi Orang Baik
Sebuah seminar berformat summer camp (kemah musim panas) diadakan tak jauh dari Wall Street, New York City. Dalam seminar ini, anak-anak miliarder diajarkan cara menjadi sukses, baik dalam pengelolaan uang dan berinvestasi.
Dilaporkan oleh Bloomberg, acara bernama Young Successor Program (YSP) diadakan oleh UBS Group AG. Program turut didukung City Private Bank, dan Credit Suisse.
"Kami ingin para anak muda memahami bahwa sebagai bagian keluarga kaya dengan legasi bisnis, maka kamu punya tanggung jawab," ujar Money K, yang mengurus program Citi's Global Next Gen dari Singapura.
Peserta diajarkan menjadi orang kaya yang bertanggung jawab serta tips lainnya seputar investasi dan filantropis. Harapan lainnya, lewat program ini, anak-anak miliarder bisa santai dan bertingkah seperti anak muda bersama anak-anak miiliarder lainnya.
Agar menambah semangat filantropis, mereka turut diajak menonton presentasi mengenai perjuangan para perempuan di negara berkembang yang berjalan jauh demi mencari air. Padahal, air yang mereka isi di jeriken mereka bahkan tidak layak minum.
Setelahnya, para anak orang kaya itu diajak berjalan membawa jeriken serupa supaya memahami penderitaan perempuan tersebut. Kemudian, mereka bersantai sambil menikmati cocktail di rumah mewah.
Untuk ikut summer camp ini, dibutuhkan minimal USD 10 juta. Salah satu alumnus program ini adalah Jesse Bongiovi, putra Bon Jovi. Â
Advertisement