Infrastruktur Listrik Tegangan Tinggi Pertama Resmi Beroperasi di Papua

PLN resmi operasikan tiga infrastruktur listrik sehingga menandakan pertama kali penyaluran listrik 150 KV di Papua.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Agu 2018, 11:02 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2018, 11:02 WIB
Minimnya infrastruktur membuat karyawan PLN harus memikul tiang-tiang listrik seberat ratusan kilogram (kg) untuk bisa menerangi wilayah di Natuna, (Liputan6.com/Nurseffi Dwi Wahyuni)
Minimnya infrastruktur membuat karyawan PLN harus memikul tiang-tiang listrik seberat ratusan kilogram (kg) untuk bisa menerangi wilayah di Natuna, (Liputan6.com/Nurseffi Dwi Wahyuni)

Liputan6.com, Jayapura - PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan tiga infrastruktur ‎kelistrikan di Jayapura, Papua. Dengan begitu untuk pertama kalinya infrastruktur kelistrikan kapasitas tinggi beroperasi di Papua.

Direktur Bisnis Regional Maluku Papua PLN,‎ Ahmad Rofik menyebutkan, infrastruktur tersebut adalah sistem 150 kV pertama di Papua yang terdiri dari Gardu Induk (GI) 150 kV Jayapura, GI 150 kV Holtekamp dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Holtekamp-Jayapura. 

"Kami laporkan akan meresmikan untuk memperkuat kelistrikan Papua, Jaya Pura," kata Rofik, saat meresmikan tiga infrastruktur di ‎GI 150 kV Holtekamp, Jaya Pura Papua, Jumat (24/8/2018).

Rofik menuturkan, dengan beroperasinya tiga infrastruktur kelistrikan 150 kV ini menandakan, PLN telah menggunakan jaringan tegangan tinggi untuk pertama kali di wilayah Papua. Sebelumnya, sistem yang digunakan ukuran 70 kV.

"‎Dengan beroperasinya infrastruktur ini menandakan pertama penyaluran listrik 150 kV di Papua‎," tutur dia.

Rofik mengungkapkan, pembangunan ketiga infrastruktur ini dibangun dalam kurun waktu dua tahun memakan biaya investasi sebesar Rp 341 miliar. Sumber dananya berasal dari anggaran PLN.

Pembangunan ketiga infastruktur di Papua juga telah melibatkan 400 pekerja. Dengan lebih dari 100 orang bekerja merupakan pekerja lokal.

"Sebelumnya, pemerintah juga telah meresmikan GI Jayapura dan SUTT 70 kV Holtekamp-Jayapura. GI Jayapura mendapat tambahan trafo 150 kV, sedangkan SUTT 70 kV Holtekamp-Jayapura mendapat tambahan insulator dan konduktor tegangan 150 kV," ujar dia.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pangkas Impor, PLN Dirikan Pabrik Alat Kelistrikan

20160427-Konstruksi-Kelistrikan-Jakarta-GMS
Petugas PLN mengecek peralatan kerja di Jakarta, Rabu (27/4). Hal ini dilakukan PLN sebagai upaya memonitor setiap unsur pelaksanaan pekerjaan dalam rangka memberikan pelayanan terbaik serta pasokan listrik yang handal. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Sebelumnya, PT PLN (persero)‎ resmi mengoperasikan pabrik peralatan kelistrikan, berupa Air-Insulated Switchgear (AIS) pertama di Indonesia. Dengan begitu‎, ini dapat menambah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada sektor ketenagalistrikan.

Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero)  Syofvi Felienty Roekman mengatakan, pendirian pabrik switchgear merupakan inisiatif dan upaya untuk mendorong industri nasional yang akan mendukung sektor ketenagalistrikan di Indonesia, guna memenuhi kebutuhan peralatan Switchgear dalam negeri.

“PLN juga menjalankan amanat Presiden RI Joko Widodo untuk meningkatkan kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan mengendalikan impor barang dan memaksimalkan penggunaan komponen dalam negeri," kata Syofvi, di Jakarta, Selasa 21 Agustus 2018.

Pabrik AIS milik PT Crompton Prima Switchgear Indonesia (CPSI) merupakan perusahaan yang didirikan oleh PT PLN (Persero) dan Crompton Greaves Limited.

Pabrik Switchgear PT CPSI terletak di kawasan industri Modern Cikande, Serang, Banten, dengan total investasi kurang lebih US$ 22,5 juta, didanai oleh setoran modal dan pinjaman pemegang saham serta pendanaan dari perbankan lokal.

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi tahunan sebanyak 1.000 unit SF-6 Gas Circuit Breakers, 2.000 unit Lightning Arresters, dan 4.000 unit Instrument Transformers (CT, CVT, IVT), pada tingkat tegangan 70 kV s.d. 500 kV.

Dalam lima tahun, jumlah tenaga kerja ahli termasuk back-office yang diserap mencapai 60 orang dan tenaga teknisi mencapai 200 orang.‎

Pabrik AIS tersebut milik PT Crompton Prima Switchgear Indonesia (CPSI), usaha patungan antara anak perusahaan PLN, yakni PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN E) dengan Crompton Greaves Ltd India. Pabrik ini berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya