BI: Utang Luar Negeri Indonesia Tumbuh Lambat pada Akhir Juli 2018

Utang luar negeri Indonesia pada akhir Juli 2018 tercatat sebesar USD 358 miliar terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral serta swasta.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Sep 2018, 17:41 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2018, 17:41 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) merilis perkembangan utang luar negeri (ULN) Indonesia. Tercatat utang luar negeri Indonesia tumbuh melambat pada akhir Juli 2018.

Utang luar negeri Indonesia pada akhir Juli 2018 tercatat sebesar USD 358 miliar terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 180,8 miliar serta utang swasta termasuk BUMN sebesar USD 177,1 miliar.

ULN Indonesia tumbuh 4,8 persen year on year (YoY). Angka ini melambat dibandingkan 5,5 persen (YoY) pada bulan sebelumnya. Demikian mengutip dari laman BI, seperti ditulis Selasa (18/9/2018).

Melambatnya pertumbuhan ULN itu disebabkan oleh ULN sektor pemerintah yang tumbuh lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

ULN Pemerintah tumbuh 4,1 persen (YoY) pada Juli 2018. Angka ini melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,1 persen (YoY).

Meski tumbuh melambat, tetapi posisi utang luar negeri pemerintah pada Juli 2018 tercatat USD 177,4 miliar. Sedikit meningkat dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya karena ada net penarikan pinjaman terutama pinjaman multilateral, serta net pembelian surat berharga negara (SBN) domestik oleh investor asing selama Juli 2018.

Pasca-kenaikan Fed Fund Rate pada pertengahan Juni 2018, pasar keuangan mengarah pada level ekuilibrium baru dan investor asing kembali masuk ke pasar SBN domestik.

Pemerintah senantiasa mengawasi kondisi pasar keuangan domestik dalam rangka menjaga stabilitas pasar SBN yang turut dipengaruhi faktor eksternal, di samping mengoptimalkan pemanfaatan pinjaman luar negeri untuk membiayai pembangunan di sektor yang bersifat produktif.

 

Utang Luar Negeri Swasta

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Jakarta, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun ULN swasta pada akhir Juli 2018 terutama dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan sektor pertambangan serta penggalian.

Pangsa ULN keempat sektor itu terhadap total ULN swasta mencapai 72,7 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya. Pertumbuhan ULN secara tahunan di keempat sektor itu tercatat meningkat pada Juli 2018, dengan peningkatan tertinggi pada sektor pengadaan listrik, gas, uap, air panas, dan sektor industri pengolahan.

BI menyatakan perkembangan ULN Indonesia pada Juli 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir Juli 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34 persen.

Rasio itu masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers. Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir Juli 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,4 persen dari total ULN.

BI dan pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa timbulkan risiko yang dapat pengaruhi stabilitas perekonomian.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya