Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan Bandara Silampari, kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan ditargetkan selesai pada minggu ke-3 Desember 2018. Dengan demikian diharapkan bisa meningkat jumlah penumpang pesawat di bandara tersebut.
Dia mengungkapkan adanya penambahan terminal baru akan meningkatkan kapasitas bandara dari sekitar 77 ribu penumpang per tahun, menjadi 200 ribu penumpang per tahun.
Advertisement
Baca Juga
"Saya lihat memang ada terminal yang belum selesai. Tapi dari evaluasi saya, itu bisa diselesaikan karena ada tambahan anggaran. Sehingga kita upayakan minggu ketiga Desember bisa selesai," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (28/10/2018).
Bandara Silampari memiliki runway dengan panjang 2250 m x 45 m. Selama ini, 3 maskapai telah beroperasi di bandara tersebut, yaitu Batik Air, NAM Air, dan Wings Air.
"Kami tadi melihat bandara Silampari panjangnya sudah cukup baik ya 2.250 meter lebar 45 meter," ungkap dia.
Budi berharap, dengan adanya terminal baru Bandara Silampari ini akan dapat mengembangkan perekonomian Lubuk Linggau sehingga dapat mengimbangi pertumbuhan yang ada di Palembang.
"Harapannya ini akan mengembangkan perekonomian di beberapa tempat di Linggau, di Bukit Timur dan sebagainya. Jadi, menjadi modal bagi Sumatera Selatan bagian selatan itu untuk tumbuh mengimbangi pertumbuhan yang ada di Palembang," tandas dia.
Kemenhub Serahkan Pengelolaan Bandara Samarinda ke Angkasa Pura I
Pemerintah menyerahkan pengelolaan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur kepada PT Angkasa Pura I.
Serah terima usai dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, dan PT Angkasa Pura I (Persero) tentang rencana kerja sama pengoperasian bandara ini.
Baca Juga
“Dengan kapasitas runway yang cukup 2.250 meter kami pikir bandara ini bisa berfungsi lebih maksimal. Oleh karenanya kita akan menugaskan PT Angkasa Pura I untuk selaku pengelola nanti diikuti dengan kerjasama pengelolaan,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangannya, Jumat (26/10/2018).
Diharapkan saat di bawah Angkasa Pura I, Bandara APT Pranoto dapat dikelola lebih profesional dan tanpa menggunakan APBN.
Selain memberikan kesempatan kepada AP I untuk mengelola, Menhub juga akan memberi peluang kepada pemerintah daerah melalui BUMD untuk turut mengelola bandara tersebut.
Menhub berharap, dengan pengoperasian Bandara APT Pranoto ini akan membuka aksesibilitas khususnya bagi masyarakat Samarinda.
“Kita tahu bahwa transportasi udara mempunyai karakteristik yang cepat dan mudah dan bagi Samarinda kita tahu persis bahwa ini memberikan suatu aksesibilitas yang baik sekali. Karena penumpang dari Samarinda tidak harus ke Balikpapan dulu, tapi nanti bisa langsung ke Jakarta dan Surabaya,” ungkap dia.
Advertisement