Moeldoko Ungkap Jurus Pemerintah Kurangi Kesenjangan Ekonomi

Moeldoko menjelaskan pentingnya infrastruktur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Nov 2018, 20:15 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2018, 20:15 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko usai mengisi acara di Malang, Jawa Timur (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf hadir sebagai narasumber dialog pubik Daya Saing Indonesia di aula UBTV (Universitas Brawijaya TV), pada Kamis, (22/11/2018) di Malang. Di depan ratusan mahasiswa UB, Moeldoko menjelaskan peran infrastruktur dalam memajukan bangsa.

“Indonesia ditakdirkan untuk menjadi bangsa yang bhineka tunggal ika sebagaimana dicanangkan founding father kita, Soekarno,” ucap Rektor UB Nuhfil Hanani dalam sambutannya.

Setelah sambutan rektor, Moeldoko menyampaikan paparan pertama tentang daya saing, ia memulai dengan cerita tentang salah satu anaknya yang alumni UB.

“Setelah lulus anak saya berwiraswasta di dunia perdagangan beras dan berhasil mengembangkan dan membesarkan usahanya. Ini adalah juga bukti bahwa generasi muda kita mampu dan memiliki daya saing tinggi,” ujar Moeldoko seperti dikutip dari rilis resminya.

Moeldoko menjelaskan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan Presiden Jokowi adalah pondasi untuk membangun peradaban manusia. Bukan sekadar bermakna sebagai pembangunan fisik belaka. Pemaknaan secara sempit dari pembangunan infrastruktur merupakan sebuah pemahaman yang kurang tepat dan tidak komprehensif atau menyeluruh.

“Infrastruktur adalah pondasi untuk memajukan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat indonesia. Selain juga merupakan wujud pemerataan pembangunan di seluruh wilayah nusantara,” tutur Moeldoko.

Ia turut menjelaskan, upaya pemerintah untuk mengurangi kesenjangan ekonomi masyarakat terus dilakukan melalui berbagai program, mulai dari kebijakan BBM satu harga, pemerataan listrik di daerah-daerah pelosok, pembuatan tol laut, pembagian kartu-kartu jaring pengaman sosial sampai program pendidikan vokasi untuk peningkatan produktivitas dan daya saing. 

“Harus ada terobosan dan lompatan-lompatan kemajuan dari berbagai sektor kehidupan sehingga pemajuan pembangunan yang dilakukan pemerintah bisa menjadi pondasi utama untuk peningkatan daya saing bangsa,” tegas Moeldoko di akhir paparannya.

Menghadapi banyaknya perubahan yang terjadi di dunia, ia mengajak semua elemen bangsa untuk mengantisipasi yang kuat terhadap perubahan yang terjadi dengan turut melakukan inovasi. “Innovate or die! Itulah pilihan yang dihadapi bangsa kita sekarang,” tutup Moeldoko.

 

Peran Kreativitas dalam Ekonomi

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf melakukan sesi wawancara dengan media di sela-sela penyelenggaraan World Conference on Creative Economic (WCCE), Rabu, 7 November 2018 (Liputan6.com/Happy Ferdian Syah Utomo)
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf melakukan sesi wawancara dengan media di sela-sela penyelenggaraan World Conference on Creative Economic (WCCE), Rabu, 7 November 2018 (Liputan6.com/Happy Ferdian Syah Utomo)

Setelah paparan Moeldoko, Triawan menyampaikan paparannya tentang peranan ekonomi kreatif dalam meningkatkan daya saing. “Kontribusi ekonomi kreatif saat ini sudah mencapai angka lebih dari 1.000 triliun melalui nilai tambah dari kekayaan intelektual dari kreativitas manusia berbasis tehnologi, ilmu pengetahuan dan warisan budaya,” tutur Triawan.

Sebagaimana dicita-citakan Presiden Jokowi, Triawan mengatakan bahwa ekonomi kreatif untuk menjadi tulang punggung perekonomian bangsa di masa mendatang dan sudah harus dimulai saat ini. “Saat ini kita belum memiliki produk andalan yang siap untuk memasuki pasar dunia. Ketika Presiden Jokowi ditawarkan oleh Jack Ma untuk memasarkan 5 produk andalan indonesia di China, kita tidak bisa serta-merta memutuskan apa saja produknya,” ujar Triawan.

Pemateri terakhir dialog publik adalah walikota Malang yang memaparkan beberapa gagasan kreatif untuk mengembangkan konsep Malang sebagai kota kreatif dengan berbagai potensi yang dimiliki kawasan Malang. Roadmap masa depan malang terdiri dari konsep Malang sebagai kota heritage (Malang Heritage City), Malang Creative, Malang Services, Malang 4.0, Malang Halal dan Malang Nyaman.

Konsep yang diusung adalah kreativitas untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan berbagai program dari pemerintah pusat seperti misalnya program dana desa, maka pengembangan berbagai potensi ekonomi di kawasan Malang Raya, mulai dari desa-desa sampai kota-kota di Malang akan bisa lebih cepat diwujudkan. Melalui program yang terintegrasi dan sinkron dengan program pemerintah pusat, Malang Raya diharapkan akan bisa lebih berperan untuk meningkatkan daya saing bangsa.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya