Turun Tajam, Harga Minyak Indonesia Jadi USD 62,98 per Barel

Penurunan harga minyak mentah Indonesia dipengaruhi harga minyak mentah utama di pasar internasional.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Des 2018, 10:15 WIB
Diterbitkan 06 Des 2018, 10:15 WIB
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)
Sumur migas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE), salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). (Dok PHE)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada November 2018 sebesar USD 62,98 per barel. Angka tersebut turun USD 14,58 per barel dari USD 77,56 per barel pada Oktober 2018.

Dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Kamis (6/12/2018), penurunan juga dialami ICP SLC yang pada November 2018 mencapai USD 63,93 per barel. Angka ini turun sebesar USD 14,16 per barel dari USD 78,09 per barel pada bulan sebelumnya.

Penurunan harga minyak mentah Indonesia dipengaruhi harga minyak mentah utama di pasar internasional yang juga mengalami penurunan.

Beberapa faktor yang mendorong turunnya harga minyak dunia adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi global yang didukung dengan laporan International Monetary Fund (IMF). Dalam ‎laporannya, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia 2018 mengalami perlambatan menjadi sebesar 3,7 persen, turun 0,2 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya.

Faktor lainnya adalah, Amerika Serikat (AS) memberikan pengecualian kepada delapan negara untuk melakukan impor minyak mentah dari Iran, sehingga menyebabkan penurunan ekspor minyak mentah dan kondensat Iran tidak sebesar perkiraan awal sehingga menjadi salah satu penyebab berlebihnya pasokan minyak mentah global.

Selain itu penurunan harga disebabkan pengumuman Arab Saudi tentang produksi minyak mentah Arab Saudi pada November 2018 akan melebihi produksi pada Oktober 2018, akibat antisipasi berkurangnya pasokan minyak mentah global atas pengenaan sanksi kepada Iran.

Selain itu, penurunan harga minyak dipengaruhi pasokan minyak mentah global berdasarkan‎ publikasi International Energy Agency (IEA) November 2018.

Produksi minyak mentah OPEC pada Oktober 2018 mengalami peningkatan sebesar 127 ribu barel per hari, dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan untuk proyeksi pasokan minyak mentah negara-negara Non-OPEC pada 2018 meningkat sebesar 170 ribu barel per hari menjadi 60,3 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

Publikasi OPEC November 2018, bahwa produksi minyak mentah OPEC di bulan Oktober 2018 mengalami peningkatan sebesar 200 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Stok di Amerika Serikat

ESDM
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus meningkat tata kelola migas di Indonesia

Terakhir, Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) pada November 2018 meningkat sebesar 24,5 juta barel dibandingkan stok minyak mentah AS pada akhir bulan Oktober 2018.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu perlambatan pertumbuhan ekonomi China akibat perang dagang dengan Amerika Serikat dan melemahnya permintaan minyak mentah , serta produk minyak mentah dari Jepang dan Korea.

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional, pada periode November 2018 dibandingkan Oktober 2018 sebagai berikut:

- Dated Brent turun sebesar USD 16,41 per barel dari US$ 81,15 per barel menjadi USDD 64,74 per barel.

- WTI (Nymex) turun sebesar USD 14,07 per barel dari US$ 70,76 per barel menjadi USD 56,69 per barel.

- Basket OPEC turun sebesar USD 13,72 per barel dari US$ 79,39 per barel menjadi USD 65,67 per barel.

- Brent (ICE) turun sebesar US$ 14,68 per barel dari USD 80,63 per barel menjadi USD 65,95 per barel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya