Jasa Marga Tambah 244 KM Tol Baru pada 2019

Bila target itu tercapai, total panjang tol yang dikelola perseroan di seluruh Indonesia menjadi sekitar 600 km.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 11 Feb 2019, 20:18 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2019, 20:18 WIB
(Foto: Dok PT Jasa Marga Tbk)
Jalan Tol Manado-Bitung Seksi 2A (Foto: Dok PT Jasa Marga Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) berencana dapat mengoperasikan ruas tol baru sepanjang 244 km pada 2019.

Bila target itu tercapai, total panjang jalan tol yang dikelola perseroan di seluruh Indonesia menjadi sekitar 600 km.

"Kita 2019 ini target akan mengoperasikan 244 km ruas tol baru, sehingga total panjang tol yang kita kelola bisa mencapai kira-kira 600 km pada rentang 2018-2019," ungkap Direktur Pengembangan PT Jasa Marga Tbk, Adrian Priohutomo di Jakarta, Senin (11/2/2019).

Adrian menyebutkan, salah satu ruas tol yang paling ditunggu untuk dapat segera beroperasi yakni Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Japek Elevated sepanjang 36,4 km. "Tahun ini harus sudah operasi," ujar dia.

Begitu pula dengan proyek Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II sisi barat, sambungnya, yang wajib rampung pengerjaannya tahun ini. Adapun ruas tersebut akan menghubungkan Cinere-Serpong-Kunciran-Cengkareng dalam satu jalur tol.

Dia melanjutkan, di wilayah timur Pulau Jawa pun ada juga Tol Pandaan-Malang sepanjang 37,62 km yang siap dioperasikan.

"Sesi 1-4 diharapkan selesai April (2019), Sesi 5 akhir tahun operasi penuh. Sehingga semua sesi di Tol Pandaan-Malang bisa dioperasikan lebih tahun ini," ucapnya.

Beberapa tol lain yang kini tengah dipersiapkan untuk dibuka yakni Gempol-Pandaan (1,6 km), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi seksi Sri Rampah-Tebing Tinggi (9,2 km), Balikpapan-Samarinda (99,3 km), dan Manado-Bitung Seksi 1 A-1 B-2 A.

Terkait pendanaan, Adrian menyatakan, Jasa Marga masih banyak bergantung pada pinjaman bank. "70 persen masih pakai dana perbankan," pungkas dia.

 

Penjelasan Jasa Marga soal Bangun Jalan Tol Pakai Utang

Arus Mudik 2018
Kepadatan arus kendaraan saat melintas di Tol Dalam Kota, Jakarta, Kamis (7/6). Jasa Marga memprediksi sekitar 1,4 juta kendaraan akan keluar dari Jakarta saat arus mudik Lebaran tahun ini. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, masifnya pembangunan infrastruktur untuk jalan tol yang menggunakan utang atau pinjaman banyak mendapat sorotan dari masyarakat. Bahkan, hal ini sering dikaitkan dengan ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola proyek infrastruktur.

Head of Corporate Finance Jasa Marga Eka Setya Adrianto memberikan pandangan lain terkait utang tersebut. Menurutnya, berutang merupakan tanda bahwa perseroan atau Indonesia dipercaya untuk menggarap suatu proyek.

"Orang berutang itu berarti mereka punya trust. Investor tentu enggak mau minjemin duitnya kalau besok Indonesia bubar kan? Tidak semudah itu," jelasnya di Menara BCA, Jakarta Pusat, Kamis 7 Februari 2019.

Eka menggambarkan, kegiatan berutang sama saja dengan seseorang yang ingin membeli rumah. Dikatakan jika seseorang tidak mungkin membeli rumah langsung secara tunai (cash).

"Sama sajalah dengan orang beli rumah. Saya rasa orang beli rumah enggak ada yang cash. Nah,idealnya kan sepertiga dari penghasilan kita. Kalau lebih tinggi, itu yang problem," ujarnya.

Eka menambahkan, karakter bisnis infrastruktur sendiri memang membutuhkan waktu yang panjang. Oleh karena itu, lini bisnis pada sektor ini perlu dinilai secara berbeda dengan industri lain.

"Infrastruktur kan memang nafasnya panjang, butuh waktu dia bisa service debt-nya tapi againinfrastruktur itu bisnis yang menarik karena sudah berkali-kali terkena paparan krisis seperti 2015 tapi revenue stream-nya tetap tinggi, tumbuh. Selama kita butuh transportasi, maka itu akan well-protected dari investor," tandas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya