Tingkat Hunian Hotel Turun pada Februari 2019

Secara kumulatif (Januari-Februari 2019), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,48 juta kunjungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Apr 2019, 15:57 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2019, 15:57 WIB
Kamar Hotel
Ilustrasi Foto Kamar Hotel (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Februari 2019 mencapai rata-rata 52,44 persen. Angka ini turun 3,77 poin dibandingkan dengan TPK Februari 2018 yang tercatat sebesar 56,21 persen.

"Sementara itu, jika dibanding TPK Januari 2019, TPK hotel klasifikasi bintang pada Februari 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,97 pain," Kepala BPS Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (1/4/2019).

Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Februari 2019 tercatat sebesar 1,93 hari, terjadi kenaikan sebesar 0,01 poin jika dibandingkan keadaan Februari 2018.

Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia Februari 2019 naik 6,12 persen dibanding jumlah kunjungan pada Februari 2018, yaitu dari 1,20 juta kunjungan menjadi 1,27 juta kunjungan.

Suhariyanto mengatakan, kenaikan kunjungan juga terjadi 4,80 persen jika dibandingkan Januari 2019. "Jumlah wisman pada Februari sebesar 1,27 juta kunjungan," jelasnya.

Secara kumulatif (Januari-Februari 2019), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,48 juta kunjungan. Angka ini naik 8,19 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2017 yang berjumlah 2,30 juta kunjungan.

"Dengan harapan ini, akan semakin meningkat karena kita punya banyak strategi pemerintah. Pariwisata kita harap jadi sumber pertumbuhan ekonomi terwujud itu bukan hal yang mustahil diwujudkan karena kerja sama berbagai pihak," jelas Suhariyanto.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS Catat Terjadi Inflasi 0,11 Persen pada Maret 2019

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mencatat terjadi inflasi sebesar 0,11 persen pada Maret 2019. Angka ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan posisi pada Februari 2019 yang mengalami deflasi sebesar 0,08 persen.

"Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 82 kota terjadi inflasi 0,11 persen. Dengan inflasi 0,11 persen ini, inflasi tahun kalender 0,35 persen. Secara tahunan sebesar 0,48 persen," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Senin (1/4/2019).

Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota sebanyak 51 kota mengalami inflasi dan 31 kota mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi terjadi di ambon karena adanya kenaikan tarif angkutan udara," jelas dia.

Suhariyanto melanjutkan, adapun penyebab inflasi pada Maret adalah kenaikan harga bawang merah, bawang putih dan tiket pesawat. Meski demikian, dari sektor bahan makan tidak memberi andil kepada inflasi.

"Komoditas yang memberi andil kepada inflasi, adalah bawang merah memberi andil 0,06 persen. Bawang putih terjadi kenaikan 0,04 persen dan beberapa sayuran dan cabe merah 0,01 persen," jelasnya.

"Jadi bahan makanan ini ada yang turun harganya tetapi ada yang naik seperti bawang merah dan bawang putih memberi andil kepada inflasi. Tapi secara total tidak memberi andil pada keseluruhan inflasi," sambungnya.

Pada Maret, kata Suhariyanto, beberapa bahan makanan mengalami penurunan harga. Hal ini yang kemudian menyeimbangkan kondisi inflasi.

"Penyebab inflasi dan deflasi bahan makanan, untuk bahan makanan 0,01 persen pada maret tidak memberi andil pada inflasi. Ada beberapa komoditas menjadi deflasi karena ada penurunan harga beras, ayam ras, ikan segar sebesar minus 0,05 persen," tandasnya.

Sebelumnya, Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia(BI) menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,14 persen secara month to month (mtm) di minggu terakhir bulan Maret 2019. Hal itu disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat ditemui di Masjid kompleks BI, Jakarta, Jumat (29/3).

"Berdasarkan pemantauan harga sampai dengan minggu IV, pada Maret 2019 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,14 persen (mtm)," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya