Liputan6.com, Jakarta - Terminal baru Bandar Udara (Bandara) Tjilik Riwut Palangkaraya, Kalimantan Tengah, telah resmi beroperasi sejak 23 Maret 2019. Rencananya, terminal baru ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin ini.
Plt Executive General Manager Bandara Tjilik Riwut, Paryono, menjelaskan kehadiran terminal baru tersebut dapat menyerap aspirasi masyarakat, khususnya terhadap keinginan penambahan jumlah rute penerbangan dari dan menuju Kalimantan Tengah.
"Adanya fasilitas terminal baru dan ditunjang dengan luasan apron serta melihat peningkatan demand, maka beberapa rute yang sebelumnya ditutup akan dibuka kembali. Seperti penerbangan dari Solo-Palangkaraya, serta Jakarta-Palangkaraya dengan menggunakan maskapai Batik Air dan Citilink," ungkapnya, Senin (8/4/2019).
Advertisement
Baca Juga
Selain rencana membuka rute yang sebelumnya ditutup, Paryono juga membuka kemungkinan adanya sejumlah maskapai yang ingin membuka rute penerbangan baru dari Bandara Tjilik Riwut. Salah satunya, maskapai Citilink dengan rute Makassar-Palangkaraya Pulang Pergi (PP).
"Saat ini, rute Makassar-Palangkaraya diterbangi maskapai Wings Air dengan pesawat berjenis ATR 72-600," ujar Paryono.
Untuk diketahui, terminal baru Bandara Tjilik Riwut memiliki luas 29.124 m2 dan dapat menampung hingga 2.200 orang per hari. Sebelumnya, terminal lama hanya memiliki luas 3.865 m2 dengan kapasitas 600 orang per hari.
Landasan pacu (runway) pada terminal baru ini berukuran 2.500 m x 45 m, dengan didukung dua taxiway masing-masing 150 m x 23 m, apron 328 m x 110 m, serta parking stand yang mampu menampung sebanyak empat pesawat berbadan lebar.
Adapun pihak maskapai yang saat ini melayani penumpang di Bandara Tjilik Riwut antara lain Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, Wings Air, dan Transnusa dengan total sebanyak 34 pergerakan pesawat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemenhub Serahkan Bandara Tjilik Riwut kepada AP II
Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (AP II) mengelola Bandara Tjilik Riwut, Kalimantan Tengah, secara bertahap mulai 1 Januari 2019.
Penyerahan pengelolaan ini untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa penerbangan di Palangkaraya dan sekitarnya di Kalimantan Tengah.
Dimulainya serah terima pengelolaan ini merupakan tindak lanjut atas ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Barang Milik Negara pada Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Tjilik Riwut Palangkaraya antara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT (Persero) Angkasa Pura II pada 19 Desember 2018.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti, menjelaskan saat ini AP II dalam mengelola Bandara Tjilik Riwut masih didampingi oleh SDM dari Ditjen Perhubungan Udara.
BACA JUGA
"Mulai 1 Januari 2019, Bandara Tjilik Riwut memasuki masa transisi pengelolaan yang sebelumnya dikelola oleh UPBU Tjilik Riwut, mulai dikelola oleh AP II. Saya menugaskan personel Ditjen Hubud selama 6 bulan ke depan untuk mendampingi AP II," ujar Polana, Kamis (3/1/2019).
Polana berharap pengelolaan Bandara Tjilik Riwut oleh Angkasa Pura II nantinya dapat lebih baik dan profesional, sehingga dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta nasional dengan mengoptimalkan potensi daerah-daerah di wilayah Kalimantan Tengah.
"Saya harap pelayanan di Tjilik Riwut dapat lebih meningkat, pengguna jasa dapat lebih nyaman dan bandara pun bisa dapat lebih berkembang dan mampu meningkatkan kapasitasnya. Lebih jauh lagi sebagai pintu gerbang udara, bandara dapat menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara, baik untuk berkunjung maupun berinvestasi di Palangkaraya," ujar dia.
Kerja sama pemanfaatan barang milik negara untuk Bandara Tjilik Riwut dapat terlaksana karena telah memenuhi ketentuan dalam peraturan perundangan di bidang pengelolaan barang milik negara serta telah memenuhi kriteria kelayakan investasi dari aspek keekonomian.
Bandara Tjilik Riwut memiliki runway dengan ukuran 2.500 m x 45 m, taxiway 129 m x 23 m, apron 85 m x 80 m, 199 m x 56 m dan 199 m x 24 m dapat didarati pesawat terbesar B 737-900 ER.
Untuk terminal penumpang existing berukuran 3.865 m persegi dan saat ini masih tahap pengerjaan untuk terminal baru yang mencapai 29.144 meter persegi, sehingga diharapkan sampai setelah masa KSP berakhir 30 tahun mendatang, Bandara Tjilik Riwut dapat melayani sekitar 7,795 juta penumpang.
Advertisement