Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menyatakan mengalami kerugian atas aksi masa yang menimbulkan kericuhan di sekitar wilayah Senayan pada pekan lalu dan berlanjut hingga Senin (30/9/2019).
Dirut KCI Wiwik Widayanti mengatakan, akibat aksi masa mengganggu perjalanan Commuter Line atau Kereta Listrik (KRL), sebab salah satu konsentrasi kericuhan berada di dekat stasiun dan rel kereta sehingga membuat perjalanan KRL dibatalkan. Dalam kondisi normal perjalanan KRL per harinya mencapai 958.
Advertisement
Baca Juga
"Kami lakukan pembatalan perjalanan kereta. Jadi misalnya contohnya di Palmerah kondisinya sudah tidak kondusif ya yg dari arah barat seper Rangkas, Parung, Serpong, kami berhentikan hanya sampai Kebayoran," kata Wiwik, di Stasiun Juanda, Jakarta, Selasa (10/1/2019).
Meski mengaku mengalami kerugian, Wiwik belum bisa mengungkapkan sebab masih melakukan pendataan. Adapun kerusakan terjadi pada fasilitas pintu masuk di stasiun, sedangkan kereta tidak ada yang mengalami kerusakan.
"Karena mungkin kepanikan para demonstrannya kena gas air mata, mereka masuk semua ke stasiun sehingga patah itu gatenya," tutur Wiwik.
Menurut Wiwik, kerugian akibat kerusakan stasiun ditanggung KCI sendiri. Anak usaha PT Kereta Api Indonesia tersebut pun meningkatkan pengamanan di stasiun dengan melibatkan pasukan dari TNI.
"100 orang BKO ya bantuan Marinir ditambah dengan Polisi khusus yang dari Daop 1 dan dari pengamanan internal KCI juga ada. Tapi kalo dirasakan kurang, kami main ini saja," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jabodetabek Mati Lampu, Penumpang KRL Bermalam di Stasiun Bekasi
Listrik di DKI Jakarta mati total pada Minggu 4 Agustus 2019 sekitar pukul 11.50 WIB. Mati lampu juga terjadi di wilayah Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah dalam waktu yang hampir bersamaan.
Pemadam tersebut membuat beberapa fasilitas umum lumpuh, tak terkecuali bagi layanan operasional KRL Cikarang-Bakasi. Pantauan Liputan6.com pukul 02.00 WIB, Senin (5/8/2019) di Stasiun Bekasi nampak para calon penumpang terlantar di pelataran stasiun. Mereka terpaksa tiduran sembari menunggu KRL kembali beroperasi.
Penumpang KRL dari Stasiun Bekasi, Abdan Habib Zamzami mengaku telah menunggu KRL untuk mengantarkannya pulang ke Depok sejak pukul 11.00 WIB. Namun sampai saat ini, KRL menuju Stasiun Bekasi belum bisa beroperasi.
"Saya tadinya main ke temen. Mau pulang ke Depok jam 11-an tadi. Tapi malah KRL mati," ucap Abdan kepada Liputan6.com, Senin (5/8/2019).
Hal yang sama juga dirasakan oleh Erna. Ibu dua anak ini mengaku hendak pulang ke Bojonggede, Bogor. Ia sejak pukul 16.00 WIB berharap KRL akan beroperasi. Tapi harapannya kandas karena KRL tak juga beroperasi karena masih mati lampu.
Erna, bersama kedua anaknya nampak tiduran di pelataran Stasiun Bekasi. "Iya di sini dari jam 4 sore. Akan nunggu sampai nanti pagi jam 4. Anak saya kemungkinan bolos sekolah besok," ucapnya.
Erna dan Abdan bersama beberapa orang lainnya terpaksa bermalam di stasiun dikarenakan KRL yang seharusnya mengantarkan mereka tidak beroperasi.
Hingga pukul 02.00 WIB, KRL Cikarang-Bekasi belum dioperasikan. KRL dari Stasiun Manggarai hanya beroperasi hingga Stasiun Cakung. Dari sana para penumpang di minta menggunakan moda transportasi lain untuk ke Bekasi maupun Cikarang.
Advertisement