Saat Para Menteri Hadiri Rapat Koordinasi Perdana dengan Menko Airlangga

Beberapa menteri yang hadir dalam rakor antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2019, 11:47 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2019, 11:47 WIB
Menperin Airlangga Hartarto tiba di Gedung Nusantara III jelang pelantikan Presiden
Menkoperekonomian Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar rapat koordinasi (rakor) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Rakor tersebut merupakan rakor pertama sejak Menko Airlangga dilantik pada 23 Oktober lalu.

Beberapa menteri yang hadir dalam rakor antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama.

Satu per satu menteri memberikan jawaban saat ditanya oleh media terkait rapat yang akan berlangsung dalam dua jam tersebut. "Kayaknya soal perekonomian," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang datang bersamaan dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama.

Senada dengan Bahlil, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto nampak bingung. Dia berulang kali meminta media mengulang pertanyaan yang sama. "Ha? Ha? Soal Kemenko Perekonomian," katanya.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir yang datang pertama kali enggan melayani pertanyaan para wartawan. Erick langsung menuju lift untuk ke ruang rakor.

Terakhir, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan jawaban tipis mengenai pembahasan rakor tersebut. "Rakor soal Hannover Messe tahun depan. Nanti ya," katanya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Komoditas atau Jasa, Mana yang Jadi Pendorong Ekonomi ke Depan?

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Angka tersebut menurun 9,99% dibandingkan Agustus 2018 yang sebesar US$ 15,9 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar Pameran Jasa Industri 2019 yang berlangsung dari tanggal 29 hingga 31 Oktober 2019 di Gedung Kemenperin, Jakarta. Pameran ini diselenggarakan untuk mengenalkan jasa industri yang ternyata memberi pengaruh besar terhadap porsi Produk Domestik Bruto (PDB) secara keseluruhan.

Oleh karenanya, pemerintah ingin agar jasa industri berkembang dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara menyatakan, basis ekonomi ke depan tetap tergantung pada industri itu sendiri.

"Tetap industri itu sendiri, karena kontribusinya masih besar, jauh di atas jasa industri atau subsektor lain. Kalau memang tujuannya ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kue terbesarnya harus kita dorong, yaitu industri," ujarnya saat ditemui di Gedung Kemenperin, Selasa (29/10/2019).

Ngakan menambahkan, jasa industri akan menjadi subsektor pendukung yang memperkuat posisi industri dalam meningkatkan pertumbuha ekonomi. Jika membandingkan dengan negara lain, lanjutnya, tentu berbeda karena Indonesia masih harus menghadapi bonus demografi.

"Kalau negara maju yang lain, mungkin sudah menuju ke sana (jasa industri sebagai basis ekonomi). Kalau kita 'kan masih punya bonus demografi, anak-anak muda nantinya butuh lapangan pekerjaan dan industri lah yang bisa memberikan itu," tambahnya.

Sebagai informasi, tenaga kerja Indonesia saat ini berjumlah 133 juta orang. Dari jumlah tersebut, 18 juta orang termasuk ke dalam tenaga kerja industri, yang artinya 14,3 persen dari jumlah tenaga kerja secara keseluruhan.

Namun, bukan tidak mungkin subsektor jasa industri bisa memberikan peluang pekerjaan yang besar karena perubahan pola produksi dan konsumsi. Data PDB Indonesia 2016 menunjukkan sektor jasa (secara keseluruhan) menyumbang 45 persen porsi PDB, sedangkan sektor industi 41 persen. Sisanya, sektor primer.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya