Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan warung-warung tradisional dan UMKM bisa memperolah bantuan pendanaan dari start-up dan fintech. Dengan demikian diharapkan warung-warung di Indonesia dapat berkembang.
“Sekarang regulasi sudah memungkinkan untuk kerja sama dengan fintech, bank pun begitu jadi kami buat model kerja sama kemitraan,” kata dia, di Acara Festival Gerakan Warung Nasional, di Lapanga Banteng, Jakarta, Sabtu (14/12).
Baca Juga
Seperti diketahui, saat ini kendala utama UMKM adalah pendanaan. Sebab tidak semua pelaku usaha tersentuh oleh layanan pendanaan perbankan.
Advertisement
Dia juga akan menggandeng start-up dan fintech untuk tidak hanya memberikan bantuan dalam hal pendanaan. Tapi juga pembinaan sehingga produk yang dihasilkan akan memperoleh nilai lebih.
“Jadi kami mau ajak tokopedia, ovo, warung pintar sahara untuk bisa sama-sama bina UMKM kita sehingga bukan hanya bisa dapatkan pembiayaan,” ujarnya.
Menurutnya, jika produk yang dihasilkan kualitasnya meningkat maka otomatis pasar atau penjualan pun akan meningkat. Bahkan akan dengan mudah tembus ke pasar global yang pada akhirnya ikut mendorong pertumbuhan ekspor.
“Perbaiki produk, bisa didistribusikan sehingga akses pasar meluas. Kita libatkan juga anak muda terjun langsung kembangkan bisnis,” tutupnya.
Sebagai informasi, saat ini sudah ada skim pembiayaan di tiap level. Misalnya warung di level mikro sudah banyak disediakan pembiayaan mikro seperti Mekaar dan UlaaM, dari Permodalan Nasional Madani (PNM), lalu dari PIP (Pusat Investasi Pemerintah) ada pembiayaan Ultra Mikro (UMi)," kata dia.
Selain itu juga ada KUR 2020 dengan bunga 6 persen dan plafon terendah tanpa agunan Rp 50 juta. Kemudian ada BLU (Bantuan Langsung Umum) total Rp 30 triliun di beberapa Kementerian untuk pembiayaan bagi usaha mikro termasuk warung.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Teten Angkat Bicara soal Ruang Usaha Gratis di Mal bagi UMKM
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengaku telah berbincang dengan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) yang keberatan dengan kewajiban pemberian ruang efektif sebesar 20 persen secara gratis untuk pelaku UMKM di pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta.
Adapun peraturan dimaksud tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perpasaran.
"Saya sudah ketemu dengan asosiasi mal, dan mereka memang keberatan kalau harus digratiskan untuk 20 persen di mal," ujar Menteri Teten saat ditemui di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Menurut dia dan teman-teman pengelola mal, isunya saat ini adalah bagaimana dapat memberi ruang yang sama untuk brand-brand lokal di pusat perbelanjaan, agar kemudian bisa bersaing dengan produk asing.
"Selama ini kan brand-brand lokal ini jarang dikasih tempat premium di mal-mal itu. Nah mungkin itu jauh lebih (baik). Jadi kalau gratis mungkin juga tidak mendidik lah," tegas dia.
Dia pun menekankan, langkah pertama untuk menyiapkan tempat bagi UMKM di pusat perbelanjaan adalah dengan menyiapkan kualitas brand lokal yang dibawanya, lalu diberi tempat di mal-mal.
"Asosiasi mal saya kira tidak keberatan kemarin waktu berbicara di kantor kami," kata Teten.
Pelaku UMKM pun disebutnya tak perlu lagi dibina lebih jauh untuk mendapat tempat di pasar pusat perbelanjaan besar.
"Kalau yang udah masuk mal sebenarnya sudah banyak. Kalau produk garmen, tekstil, banyak produk UMKM. Food and Beverage banyak. Menurut saya tidak harus pembinaan lagi," tukas Teten.
Advertisement