Liputan6.com, Jakarta Petani sekaligus Pengusaha Muda Pertanian asal Garut, Muhammad Khudori telah sukses menjadi salah satu penangkar kentang Indonesia dan berhasil membangun kemitraan kentang diberbagai daerah.
Kegigihannya dalam mengembangkan usaha pembibitan benih kentang kini telah berkembang menjadi sebuah perusahaan yang diberi nama PT. Horti Agro Makro (HAM) yang menghasilkan varietas benih sampai dengan produk olahan yang dikembangkan dari hulu sampai hilir bahkan meraih omzet milyaran rupiah perbulannya.
Baca Juga
Khudori menjelaskan strategi yang diterapkan dalam perencanaan agroindustrinya sehingga mendapatkan omset yang milyaran tersebut diantaranya dengan memperhatikan beberapa aspek. Di antaranya yaitu :
Advertisement
1. Aspek produksi, mempertimbangkan ketersediaan bahan baku terutama dari kuantitas, kualitas dan Kontinyuitas;
2. Aspek pasar, mampu menyesuaikan dengan permintaan pasar yang berkembang secara dinamis;
3. Aspek distribusi, memperhitungkan perkembangan pesaing atau produk substitusinya;
4. Aspek teknologi, mampu berkembang mengikuti perkembangan teknologi yang lebih efisien;
5. Aspek manajerial, yaitu sumberdaya manusia yang mampu menjalankan manajemen agroindustri secara efisien;
6. Aspek sosial, dengan mempertimbangkan pendayagunaan masyarakat serta sarana transfer teknologi.
Khudori menambahkan HAM mempunyai tujuan utama dalam pengembangan industri benih, perkebunan kentang (Inti), kemitraan kebun kentang (Plasma), sampai pengolahan hasil melalui Pabrik kentang.
“Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2010 dimulai dengan pembibitan benih kentang berkualitas, dan melakukan pembinaan ke petani kentang yang tujuan akhirnya untuk bahan baku industri kripik kentang, bahkan sebagai tempat rujukan perbenihan kentang di Indonesia dan sekarang sebagai pusat pelatihan (P4S)," ungkap Khudori.
Selain itu, Khudori menyatakan bahwa perusahaan yang dipimpinnya ini telah melisensi varietas kentang medians sejak tahun 2013. Planlet kentang medians ini kemudian didistribusikan ke daerah sekitar Garut, Dieng, hingga Riau. Varietas Medians sendiri memiliki keunggulan warna yang cerah, mata tunas yang dangkal, dan tahan terhadap penyakit busuk daun. Mata tunas yang dangkal membuat medians sangat cocok digunakan untuk bahan baku kentang industri utamanya keripik kentang.
Aktif menjadi pembicara
Sejak Februari 2019 perusahaannya mampu memproduksi sebanyak 500 botol planlet setiap hari.
Di tengah kesibukannnya sebagai Direktur PT. Horti Agro Makro (HAM), Khudori pun sering penjadi pembicara di berbagai daerah sentra kentang di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, NTB, NTT. Selain Khudori pun tergabubg dalam Tim perumus Pedomanan Perbenihan Kentsat Direktorat Jenderal Hortikultura dan Team Perumus Standar Operasional Perbeniha kentang Dirjen Hortikultura.
Selain itu, khudori pun membina ratusan anak-anak muda di bidang pertanian yang nantinya akan dicetak menjadi petani muda milenial. “Semuanya berjumlah 200an orang anak-anak muda yang saya bina, dan meraka akan menjadi petani pengusaha milenial” tegas Khudori.
Hal yang dilakukan Khudori ini selaras dengan program Aksi BPPSDMP terkait dengan penumbuhan dan pengembangan petani muda milenial dan sesuai arahan menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kita akan cetak banyak generasi muda yang maju, mandiri dan modern di bidang Pertanian.
Kepala Badan PPSDMP, Kementan, Dedi Nuryamsi apresiasi positif yang telah dilakukan Khudori dalam membina anak-muda calon petani milenial ini. “Lanjutkan terus, bahkan jangan hanya 200 tapi harus lebih banyak lagi” tegas Dedi.
Dedi menyatakan Petani milenial adalah pilihan strategis untuk regenerasi dan meningkatkan produktivitas pertanian.
(*)
Advertisement