Bangladesh Tawarkan Kemudahan Investasi ke Pengusaha Indonesia

Pemerintah Bangladesh tengah gencar menjaring investasi dari berbagai negara di Asia

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Jan 2020, 13:15 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2020, 13:15 WIB
Bendera Bangladesh (Pixabay)
Bendera Bangladesh (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Bangladesh menawarkan sejumlah kemudahan investasi ke pengusaha Indonesia lewat acara "Meet Bangladesh" yang diadakan di Jakarta, Kamis.

Sejumlah kemudahan investasi yang ditawarkan, di antaranya termasuk pembebasan pajak (tax holiday), izin tinggal tetap (permanent resident permit) untuk nilai investasi USD 75 ribu, status kewarganegaraan untuk nilai investasi USD 500 ribu, dan insentif pajak selama satu sampai tujuh tahun.

Ragam kemudahan itu, menurut Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia Mayor Jenderal Azmal Kabir, ditujukan untuk meningkatkan nilai investasi asing, khususnya dari Indonesia.

"Saya mengundang Anda semua untuk datang ke Bangladesh dan memanfaatkan berbagai kemudahan investasi di negara kami," kata Dubes Kabir di Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Dubes Kabir memperkenalkan sejumlah sektor investasi unggulan Bangladesh, di antaranya agribisnis, garmen dan tekstil, sektor informasi, komunikasi, dan teknologi (ICT), kerajinan kulit, kelistrikan, industri plastik dan keramik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tawarkan Berbagai Proyek

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Angka tersebut menurun 9,99% dibandingkan Agustus 2018 yang sebesar US$ 15,9 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Bangladesh juga menawarkan kerja sama investasi untuk sejumlah mega proyek, antara lain pembangunan Jembatan Padma di wilayah tenggara; pelabuhan di Sonadia, Cox's Bazaar; pembangunan rel kereta dalam kota (Metro Rail Project) di Dhaka; pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir dengan kapasitas 1.000 Megawatt (MW) di Roopur; dan pembangkit listrik tenaga uap batu bara dengan kapasitas 1.320 MW di Rampal.

Dalam acara itu, salah satu pengusaha asal Indonesia, Teddy Wijaya, mengatakan Bangladesh salah satu negara di Asia Selatan yang kurang dilirik oleh investor asal Indonesia sehingga banyak peluang investasi yang dapat dimanfaatkan.

"Saya pribadi tertarik dengan sektor agribisnis di Bangladesh, khususnya produksi lada di sana yang cukup melimpah," kata Teddy Wijaya, eksportir lada yang menjabat sebagai direktur PT Putrabali Adyamulia.

 

Perdagangan Indonesia dengan Bangladesh

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Suasana bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejak 2018, Indonesia dan Bangladesh telah memulai perundingan kerja sama dagang (preferential trade agreement) untuk barang (trade in goods). Perundingan pertama berlangsung pada 27 Februari 2019 di Dhaka, dilanjutkan dengan negosiasi kedua pada 22-23 Juli 2019 di Bali.

Perundingan ketiga antarpihak akan kembali berlangsung di Dhaka pada pertengahan Januari 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2018 nilai total perdagangan dua negara mencapai USD 1,97 miliar. Dari jumlah itu, Indonesia surplus sebanyak USD 1,79 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya