Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menandatangani Nota Kesepahaman dengan International Business Association (IBA). Langkah taktis tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari strategi HKTI menembus pasar internasional bagi promosi dan pemasaran hasil pertanian Indonesia di manca Negara.
Penanda tanganan Nota Kesepahaman ini juga dipandang penting sebagai salah satu sarana bagi pebisnis Indonesia, terutama dalam bidang pertanian sektor pangan dan hortikultura untuk dapat bertemu, bertukar pandangan dan pengalaman dengan pihak luar serta sebagai salah satu ajang mencari pasangan bisnis (business matching) melalui pertemuan dan forum (business meeting and forum).
Baca Juga
”Sudah waktunya bagi Petani sektor pangan dan pelaku pertanian hortikultura di Indonesia merambah pasar internasional secara menyeluruh dan berkesinambungan. Untuk itu HKTI memerlukan mitra kerja sama yang sudah terbukti mampu meningkatkan dan memberi nilai tambah bagi hasil-hasil pertanian di berbagai Negara," kata Ketua HKTI Moeldoko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Advertisement
Sebagai organisasi terbesar yang memayungi jutaan petani dan pelaku pertanian hortikultura di Indonesia, HKTI memandang perlunya sebuah terobosan dalam mencari peluang memasarkan hasil-hasil pertanian.
HKTI melihat IBA sebagai sebuah entitas lintas Negara yang memiliki kesamaan visi dan misi, dengan dukungan para pengusaha mapan dari luar negri di dalamnya.
IBA merupakan sebuah organisasi nir laba yang telah berhasil memajukan usaha dan pengusaha di berbagai Negara di Asia. IBA juga sudah melakukan penjajakan untuk membuka peluang kerja sama hingga ke Afrika. Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan penting bagi HKTI untuk menanda tangani Nota Kesepahaman ini.
“IBA merupakan organsisasi non profit yang memiliki prinsip ‘mengembalikan dan membaktikan kepada masyarakat dimana mereka berada dan berusaha’ (giving back to society), sehingga kerja sama ini dapat memberi manfaat tidak hanya bagi HKTI, petani dan pelaku pertanian, tapi juga masyarakat yang berada di sekitar mereka," tambah Moeldoko.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertanian Canggih
Melalui kerja sama ini, HKTI dengan dukungan IBA, juga akan mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan teknik dan mesin pertanian canggih ke Indonesia kepada para petani dan pelaku pertanian, serta mengirim anak-anak muda Indonesia ke Negara lain untuk beajar di bidang pertanian. Sehingga terjadi proses alih teknologi dan pengetahuan.
"Sebagai Negara yang memiliki penduduk salah satu terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk dapat mengembangkan pertanian menjadi industri berskala internasional. Untuk itulah IBA meposisikan diri sebagai mitra petani dan pelaku pertanian hortikultura melalui kerja sama dengan HKTI," ungkap Ketua IBA Shan Shan.
“Kerja sama ini akan dilakukan dengan mengindahkan aturan yang ada dan berlaku di Indonesia dengan memperhatikan prinsi-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)," lanjut Shan Shan.
Segera setelah penanda tanganan Nota Kesepahaman ini, IBA dan HKTI akan menyusun serangkaian langkah taktis strategis untuk kerja sama yang lebih langsung, nyata dan menyeluruh yang akan melibatkan dan memberi dampak bagi petani, pelaku pertanian dan pengusaha hortikultura di Indonesia.
Pada gilirannya, melalui kerja sama antara HKTI dan IBA ini, diharapkan dapat menjadi salah satu pemacu kemajuan industri hortikultura dan para petani serta pelaku pertanian secara lebih luas dan terukur.
MOU yang diakukan bersamaan dengan Asian Agriculture and Food Forum 2020 (ASASFF) yang kedua, setelah sebelumnya diadakan pada tahun 2018. Dalam Forum tersebut diikuti oleh tidak kurang dari 105 peserta dari 10 negara. Tahun ini pun peserta dari luar negri juga tidak kurang meriah dan membuka peluang kerja sama.
Advertisement