Liputan6.com, Jakarta - Harga emas berbalik arah pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta), jatuh sebanyak 4,5 persen dan menuju penurunan mingguan terbesar sejak 1983. Penurunan harga emas ini karena investor lebih suka menyimpan uang tunai dan terus menjual emas untuk memenuhi panggilan margin di pasar lain.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (14/3/2020), harga emas di pasar spot turun 3,8 persen menjadi USD 1,517,38 per ounce. Untuk minggu ini, turun lebih dari 9 persen. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 4,6 persen menjadi USD 1.516,60.
"Sementara pasar ekuitas terus berada di bawah tekanan dan ada dorongan ke arah likuiditas di pasar, itu tidak biasa bagi harga emas untuk menjual juga," kata Analis Standard Chartered Bank Suki Cooper.
Advertisement
"Dalam jangka pendek, emas bisa melihat penurunan lebih lanjut karena kebutuhan untuk memenuhi panggilan margin di pasar lain dan jika investor lebih memilih untuk pindah ke uang tunai," lanjut dia.
Baca Juga
Rebound tajam di Wall Street pada hari Jumat sebagian besar gagal, menyusul laporan bahwa Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan keadaan darurat nasional terkait pandemi virus corona.
"Emas dan ekuitas telah berkorelasi positif selama beberapa hari terakhir, tetapi hari ini logam tidak bisa benar-benar rally ketika saham didukung, yang merupakan tanda yang meresahkan dan menunjukkan bahwa jangka panjang mundur ke uang tunai, surga paling aman," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.
Di sisi fisik, aktivitas di hub utama Asia menyusut karena dampak wabah virus corona, terutama di China sebagai konsumen emas terbesar dunia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Paladium Cs
Sementara itu harga emas Palladium turun 7,8 persen menjadi USD 1.689,33 per ons, dan menuju penurunan mingguan lebih dari 34 persen.
“Palladium tetap sangat fluktuatif. Logam ini masih memiliki banyak potensi downside dari perspektif teknis. Selain itu, semakin banyak berita fundamental negatif untuk paladium akhir-akhir ini, ”tulis analis Commerzbank dalam sebuah catatan.
Platinum turun 3,7 persen menjadi USD 734,74 dan turun lebih dari 18 persen selama seminggu.
Sementara Perak turun 2,4 persen menjadi USD 15,45, menempatkannya di jalur untuk penurunan mingguan terbesar sejak 2011.
Advertisement