Petani Nabire Panen di Areal Cetak Sawah Baru

Sejumlah kelompok tani di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua melakukan panen padi.

oleh Reza pada 11 Apr 2020, 12:05 WIB
Diperbarui 11 Apr 2020, 12:09 WIB
Kementan
Sejumlah kelompok tani di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua melakukan panen padi.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah kelompok tani di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua melakukan panen padi, di tengah kondisi mewabahnya COVID-19. Panen dilakukan di wilayah adat Meepago yang merupakan penghasil beras kedua setelah Kabupan Merauke.

Kelompok tani Ngudi Rejeki dan kelompok tani Bahagia di Kampung Bumi Raya, Distrik Nabire Barat adalah kelompok pelaksana kegiatan Cetak Sawah Tahun Anggaran 2012 yang merupakan bantuan dari Satker Direktorat Pengelolaan Lahan dan Air (saat ini Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian) Kementerian Pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nabire, Syarifudin menjelaskan, panen dilaksanakan pada tanggal 9 April 2020 pada hamparan seluas kurang lebih 600 hektar.

"Yang ditanam Varietas Ciherang dan Varietas Cigeuilis; dengan provitas rata-rata 3,5 ton/hektar (dalam bentuk beras)," ujar Syarifudin.

Kebutuhan pengairan pada areal tersebut didukung dengan tersedianya Bendungan Kalibumi (kapasitas = dapat melayani kebutuhan air untuk 6.400 hektar). Serta dukungan ketersediaan alat mesin pertanian (Alsintan) dari Kementerian Pertanian. Dengan bantuan itu sehingga petani dapat melakukan pertanaman tiga kali dalam setahun atau indeks pertanaman 300).

"Pemanfaan alsin bantuan yang telah diterima, baik untuk pengelolaan lahan dan panen dirasakan sangat membantu meringankan beban petani apabila akan dilakukan secara manual," ungkapnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memerintahkan jajaran Kementerian pertanian (Kementan) agar memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi COVID-19.

"Saat ini mulai masa panen raya Maret-April, petani harus dipastikan memperoleh juga harga jual yang layak, sehingga terjaga kesejahteraannya," ujar Mentan SYL.

Membicarakan pertanian, Menurut Mentan SYL, adalah berbicara soal lapangan. Bagaimana mempersiapkan bibit dan benih yang baik, budidaya yang tepat, manajemen air yang efektif dan efisien, karena dengan itu semua produktivitas akan meningkat.

“Ini adalah bagian dari konsolidasi, tekad dan kemauan kita agar besok kita siap kerja lebih baik dan terarah,” kata Mentan SYL.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy berharap setelah panen segera ditanami kembali. Diharapkan produksi juga semakin meningkat. Sehingga, Nabire jadi lumbung padi.

“Mohon lahan dipelihara dengan baik. Bila sudah bisa ditanam dua kali setahun, terus diupayakan menjadi tiga kali setahun. Satunya lagi untuk menanam jagung,” kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy juga meminta petani untuk memanfaatkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) semaksimal mungin. Baik itu pompa, traktor roda 2, traktor roda 4, rice transplater dan sebagainya jangan sampai terbengkalai.

“Tolong bantuan Alsintan dimanfaatkan betul. Penggunaan Alsintan akan mempermudah dan mempercepat pengolahan lahan untuk tanam lagi selanjutnya." pungkasnya.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya