Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penyedia jasa keuangan Jouska menjadi buah bibir beberapa waktu belakangan karena dianggap merugikan klien.
Rata-rata, keluhan klien Jouska hampir sama, yaitu Jouska memiliki akses untuk mengelola portofolio investasi mereka ke saham-saham tertentu. Mereka bahkan mengklaim kehilangan ratusan juta gegara hal itu.
Baca Juga
Menanggapi hal itu, Founder dan CEO Jouska Indonesia, Aakar Abyasa Fidzuno, menegaskan pihaknya tidak pernah memiliki akses yang dimaksud. Bahkan, memaksakan klien memilih produk investasi pun tidak.
Advertisement
"Kami tidak pernah memiliki akses terhadap portofolio klien, karena yang bertanggung jawab ialah klien itu sendiri. Kita sangat jarang merekomendasikan satu produk langsung kepada klien, contohnya untuk asuransi, setidaknya kami memberikan 2 produk sebagai perbandingan," kata Aakar kepada awak media, Kamis (23/7/2020).
Pihahknya juga menyangkal telah mengarahkan pembelian ke produk investasi tertentu. Seperti yang diberitakan, banyak klien yang mengeluhkan portofolio mereka dibelikan saham PT Sentral Mitra Informatik (LUCK).
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Terbuka
Disebutkan, pembelian saham dilakukan sejak LUCK IPO pada tahun 2018. Salah seorang klien bahkan mengklaim, portofolionya berada di zona merah dan mengalami penurunan 70 persen dengan saham LUCK di dalamnya.
"Kami merekomendasikan saham sesuai yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan tercantum di Bursa Efek Indonesia (keterbukaan informasinya) dan yang pasti, company ini profitable, makanya kami rekomendasikan," jelas Aakar.
Pihaknya mengedepankan komunikasi yang terbuka dengan klien maupun regulator dalam menyelesaikan kesalahpahaman ini. Jouska juga akan memenuhi panggilan regulator jika memang diperlukan.
"Kerjasama yang kami jalin sangat kuat dengan regulator, sehingga kami akan sangat terbuka kepada regulator. Demikian juga kepada klien, kami selalu punya itikat baik dan komitmen serta komunikasi terbuka," jelasnya.
Advertisement