Liputan6.com, Jakarta - Tak terasa sudah 7 bulan Indonesia belum lepas dari ancaman pandemi Covid-19. Kendati begitu, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya agar penanganan covid-19 bisa teratasi, selain menerapkan protokol Kesehatan Pemerintah juga mengupayakan vaksin Covid-19 bagi masyarakat Indonesia.
Lalu vaksin yang seperti apa, bagaimana, siapa yang memproduksinya? Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, liputan6.com telah merangkum berbagai informasi terkait vaksin Covid-19 di Indonesia, Selasa (13/10/2020).
Baca Juga
1. Vaksin Tiba November di Indonesia
Advertisement
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan kesiapan perusahaan Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac yang merupakan perusahaan bio farmasi di Tiongkok siap memasok vaksin Covid-19 ke Indonesia.
Kandidat vaksin Covid-19 dari ketiga perusahaan tersebut diketahui sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3 dan dalam proses mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) di sejumlah negara. Cansino menggelar uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Arab Saudi, Rusia, dan Pakistan.
G42/Sinopharm menggelar uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Maroko, dan Argentina. Sementara, Sinovac menggelar uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Indonesia, Brasil, Turki, Banglades, dan Chili.
Jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam. Tergantung dari kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain. Untuk tahun ini, Cansino menyanggupi 100,000 vaksin Covid-19 (single dose) pada November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021.
G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, yang 5 juta dosis akan mulai datang pada November 2020.
Adapun Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020. Dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.
Untuk tahun 2021, Sinopharm mengusahakan 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta (dual dose). Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.
2. Vaksin Akan Diuji Kehalalannya
Tim inspeksi yang terdiri dari unsur Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Bio Farma akan bertolak ke Tiongkok pada 14 Oktober 2020. Mereka akan melihat kualitas fasilitas produksi dan kehalalan vaksin produksi Sinovac, dan Cansino.
Sementara data untuk vaksin G42/Sinopharm akan diambil dari data uji klinis di UAE karena diproduksi di sana. Kehalalan vaksin Covid-19 Sinovac dan Cansino akan dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses pengujian data, begitu juga dengan kehalalan vaksin G42/Sinopharm.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berapa Harganya?
3. Harga Vaksin
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah terus berkoordinasi dengan berbagai lembaga dunia untuk memproduksi vaksin Covid-19. Salah satunya dengan G42 Uni Emirat Arab (UAE).
Negara Timur Tengah tersebut bekerjasama dengan Kimia Farma dan berkomitmen untuk menyediakan 10 juta dosis vaksin untuk akhir 2020.
"Kemudian kita melalui G42 telah melakukan juga kerjasama untuk mendapatkan akses. Saat sekarang sedang melakukan clinical trial di UAE. Akses vaksin kita 60-110 juta (secara keseluruhan)," ungkapnya dalam sesi teleconference, Selasa (15/9/2020).
Selain itu, ia memaparkan, pemerintah juga menggalang kerjasama dengan Sinovac Biotech, AstraZeneca, Gavi, dan CEPI untuk mempabrikasi vaksin corona. Airlangga pun memperkirakan varian harga dari bermacam dosis vaksin tersebut.
"Melalui Gavi dan CEPI ini harga daripada vaksin diperkirakan akan lebih rendah, sekiar USD 3-5. Sedangkan Sinovac itu antara USD 10-20," terang dia.
Jika dirupiahkan, dengan nilai tukar rupiah sekarang 14.870 per dolar AS (JISDOR), maka untuk harga vaksin termurah di Rp 44.610 hingga termahal dari Sinovac mencapai Rp 297.400.
4. Prioritas yang diberikan Vaksin pertama
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Airlangga Hartarto menjelaskan, kebutuhan vaksin Covid-19 di Indonesia mencapai 320 juta double dose. Vaksin double dose merupakan vaksinasi yang dilakukan dua kali untuk satu orang.
"Berdasarkan vaksin yang ada perlu 2 dose yaitu 320 juta," kata Airlangga di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (12/10).
Airlangga merincikan kebutuhan vaksinasi untuk garda terdepan sebanyak 3,5 juta dosis. Terdiri dari tenaga medis, TNI dan Polri.
Lalu, 5 juta dosis untuk tokoh masyarakat, tokoh agama dan perangkat daerah. Sebanyak 4,3 juta dosis untuk tenaga pendidik yang bekerja di TK, Paud, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi negeri dan swasta.
Kemudian 2,3 juta dosis untuk aparat pemerintah pusat dan daerah. Sebanyak 96 juta dosis untuk penerima Peserta Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Sedangkan untuk masyarakat usia 19-59 tahun sebanyak 160 juta dosis vaksin Covid-19.
Â
Advertisement
Beli dari Inggris
5. Pemerintah juga Beli Vaksin dari Inggris
Ketua Komite Penanganan covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Airlangga Hartarto, mengatakan saat ini Pemerintah sedang melakukan negosiasi dengan vaksin asal Inggris buatan AstraZeneca dan Oxford of University untuk pengadaan 100 juta dosis vaksin.
Namun, pihak AstraZeneca meminta down payment (DP) 50 persen sekitar USD 250 juta atau Rp 3,67 triliun (USD1= Rp 14.700).
“Sekarang Menkes maupun Menteri BUMN sedang negosiasi final dengan AstraZeneca dan kita menyiapkan untuk pengadaan 100 juta dan untuk itu diperlukan down payment sebesar 50 persen atau USD 250 juta," kata Airlangga dalam konferensi pers Update Komite KPCPEN - Vaksin Covid-19, Protokol Kesehatan, Antisipasi Banjir, Senin (12/10/2020).