Liputan6.com, Jakarta - Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Sutrisno Iwantono berharap banyak dari perayaan Tahun Baru Imlek sebagai momentum meraup cuan bagi bisnis hotel dan restoran. Sebab, setiap perayaan Imlek selalu diiringi dengan peningkatan okupansi hotel maupun kunjungan masyarakat ke restoran bersama keluarga besar.
"Imlek sebenarnya memberikan harapan ada tambahan pendapatan. Imlek berdasarkan pengalaman lalu-lalu akan ada peningkatan demand masyarakat ke hotel maupun restoran. Ini yang sangat kita tunggu-tunggu," terangnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
Kendari demikian, dia menilai harapan untuk meraup cuan di momentum imlek bisa saja sirna seketika akibat kembali diberlakukannya berbagai kebijakan pembatasan sosial. Menurutnya, mimpi buruk ini seperti halnya yang terjadi pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah maupun saat acara pergantian Tahun Baru 2021 lalu.
Advertisement
"Kalau tiba-tiba ada PSBB atau pembatasan sosial lainnya ketat ya akan sirna lagi. Seperti lebaran dan tahun baru yang lalu," terangnya.
Maka dari itu, PHRI meminta pemerintah tak menyamaratakan peraturan terkait pembatasan sosial. Pasalnya, industri perhotelan dan restoran sangat terdampak buruk dari kebijakan PSBB.
"Jadi, kita mohon saat Imlek ada pengecualian kebijakan pembatasan sosial termasuk PSBB ini bagi usaha hotel dan restoran. Karena protokol kesehatan pun sudah dilakukan dengan baik," pintanya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pandemi Covid-19, Menag Imbau Umat Konghucu Rayakan Imlek Secara Virtual
 Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta agar perayaan Tahun baru Imlek yang jatuh pada 12 Februari 2021 mendatang digelar dengan cara yang sederhana. Hal ini mengingat pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia.
"Indonesia dan dunia mengalami pandemi Covid-19, saya kira umat Konghucu juga harus mawas diri bahwa perayaan imlek bisa dirayakan dengan cara yang sederhana," kata Yaqut dalam konferensi pers usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Kamis (4/2/2021).
Dia menyadari bahwa tahun baru Imlek bagi umat Konghucu merupakan hari raya keagamaan yang harus diperingati. Yaqut juga memahami banyak umat Konghucu yang sudah mempersiapkan perayaan tahun baru Imlek dari jauh-jauh hari.
"Perayaan imlek adalah ungkapan syukur pada Tuhan. Biasanya selain bagi-bagi angpao, ada barongsai sebagai ungkapan syukur kepada tuhan juga dilaksanakan saling silaturahmi," ujar Yaqut.
Namun, pemerintah mengimbau agar perayaan tahun baru imlek kali ini dapat digelar secara virtual. Dia meyakini cara ini tidak akan mengurangi makna dari perayaan imlek.
"Saya kira silaturahmi bisa digantikan dengan cara-cara yang saling menjaga satu sama lain dari pandemi Covid-19, misalnya dengan cara virtual," ucapnya.
Dia mengaku telah berkomunikasi dengan tokoh-tokoh agama Konghucu dan Tionghoa agar pelaksanaan Imlek 2021 di dapat digelar secara sederhana melalui virtual. Yaqut berharap umat Konghucu menjadikan perayaan imlek sebagai momentum merefleksikan diri.
"Kita semua mengajak pada umat Konghucu yang akan merayakan ibadah imlek agar berdoa supaya bangsa Indonesia dan umat manusia terbebas dari pandemi Covid-19," tutur Yaqut.
Advertisement