Sepanjang 2020, Ekspor Pertanian Naik 15 Persen jadi Rp 451 Triliun

Ekspor pertanian Indonesia telah mencapai Rp 451,8 triliun di sepanjang 2020.

oleh Athika Rahma diperbarui 08 Feb 2021, 13:05 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 13:05 WIB
mentan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri pelepasan ekspor perdana produk Tryptophan Granule di Pasuruan, Jatim, Selasa (3/11/2020). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan kinerja sektor pertanian pada periode Januari hingga Desember 2020. Tercatat, ekspor pertanian Indonesia telah mencapai Rp 451,8 triliun di sepanjang 2020.

Angka ini naik 15,79 persen dari periode sebelumnya yaitu Rp 390,16 triliun. Selain ekspor, PDB (Produk Domestik Bruto) sektor pertanian juga mengalami kenaikan.

"Strategi dan program kerja yang diterapkan di tengah pandemi Covid-19 ternyata memberi dampak terhadap PDB pertanian dan ekspor yang menggembirakan," kata Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (8/2/2021).

Syahrul melanjutkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan PDB pertanian tumbuh 2,59 persen di triwulan ke IV tahun 2020.

"Begitu pula dengan satu tahun ke belakang yang tumbuh 1,75 persen di tengah kontraksi ekonomi 2020 yang mencapai -2,07 persen," lanjutnya.

Kemudian, Nilai Tukar Petani (NTP) per bulan Januari 2021 tercatat mencapai 103,26 atau naik 0,01 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai Tukar Usaha Pertanuan (NTUP) Januari 2021 juga naik 0,01 persen menjadi 104,1.

Jumlah tenaga kerja di bidang pertanian juga naik 2,32 persen dibanding tahun sebelumnya, dimana sektor pertanian menyerap tenaga kerja sebanyak 38,2 juta jiwa atau 29,76 persen dari total penduduk Indonesia yang bekerja.

"Untuk mencapai target pembangunan di 2021, Kementerian Pertanian harus bekerja keras dan tentu tidak sendiri, Kementan selalu kerja dengan berbagai pihak baik dengan Kementerian/Lembaga lain maupun non-pemerintahan," tandas Syahrul.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Strategi Kementan Capai Target Ekspor Pertanian Rp 1.800 Triliun di 2024

Pangan padi atau beras.
Selama ini yang diekspor dari Indonesia adalah beras khusus seperti beras organik, beras merah, beras hitam dan lainnya. Dok Kementan

Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian menyatakan nilai ekspor pertanian dari Januari hingga Oktober 2020 mengalami peningkatan sebesar 12,09 persen menjadi sekitar Rp37,5 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kalangan eksportir mengakui kebijakan Barantan Kementerian Pertanian RI sangat mendukung kegiatan ekspor di kala pandemi.

Capaian ini terungkap dalam Diskusi Webinar yang diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) dan Badan Karantina Pertanian RI bertemakan Ekspor Pertanian: Strategi dan Peluang.

“Berdasarkan apa yang disampaikan Bapak Syahrul Yasin Limpo (Menteri Pertanian) dari data BPS di masa pandemi ini. Dapat kita katakan kinerja pertanian termasuk ekspor pertanian tumbuh baik dibandingkan periode sama tahun lalu,” ujar Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil.

Menurut Ali Jamil, Kementan memiliki lima kebijakan strategisnya dalam menyukseskan Gerakan Tiga kali Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yang diharapkan pada akhir 2024 ekspor Indonesia mencapai Rp1.800 triliun dari Rp550 triliun pada 2019.

Adapun lima kebijakan strategis tersebut yaitu pertama, meningkatkan volume ekpor dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan stake holder untuk melakukan terobosan dan inovasi kebijakan ekspor (3K). Kedua, menambah negara mitra dagang melalui kerjasama dan harmonisasi aturan protokol karantina baik bilateral maupun multilateral. Ketiga, mendorong pertumbuhan eksportir baru dengan cara Kementan mendorong tumbuhnya agropreneur berorientasi ekspor.

Keempat, menambah ragam komoditas ekspor melalui mendorong ekspor dalam bentuk olahan, kerjasama dengan pemerintah daerah & stake holder menggali potensi daerah (iMace) dan mendorong tumbuhnya investasi. Kelima, meningkatkan frekuensi pengiriman dengan percepatan layanan ekspor.

“Seperti teman-teman ketahui, Pak Menteri Punya program dalam lima tahun ada 2,5 juta petani milenial. Setiap tahunnya 500 ribu orang. Selain itu, kami juga mengapresiasi program Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, yang meminta 1.000 petani milenial untuk menggarap hektare lahan tidur milik pemerintah," ujar Jamil. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya