Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memperkirakan aliran modal investasi portofolio pada tahun 2021 mencapai USD 19,6 miliar dolar atau sekitar Rp 274,67 triliun.
"Kami perkirakan aliran modal investasi portofolio tidak termasuk PMA ini USD 19,6 miliar," kata Perry dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi XI DPR-RI, Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Baca Juga
Perry mengatakan aliran modal asing yang masuk tahun ini akan menjadi yang terbesar kedua setelah China. Sehingga ini menjadi potensi yang harus dijaga dalam stabilitas eksternal dalam rangka mengelola perekonomian nasional.
Advertisement
"Ini terbesar kedua setelah China dan berpotensi buat menjaga stabilitas eksternal," kata dia.
Perry menyebutkan, pada tahun 2020, jumlah aliran modal asing yang masuk hanya USD 9,45 miliar atau Rp 132,43 triliun. Ini terjadi karena sempat terjadi ketidakpastian pasar keuangan di bulan Maret 2020 lalu.
Sementara itu, secara keseluruhan aliran modal asing yang masuk ke Indonesia termasuk investasi portofolio mencapai 0,5 persen dari PDB. Perry memperkirakan pada tahun ini akan mencapai 1,5 persen dari PDB nasional.
"Kami perkirakan tahun ini sekitar 1 persen sampai 2 persen dari PDB atau diambil tengahnya 1,5 persen dari PDB," kata Gunernur Bank Indonesia.
Anisyah Al Faqir
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Waduh, Keyakinan Konsumen Soal Pemulihan Ekonomi Turun
Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan perbaikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tertahan pada Januari 2021.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2021 sebesar 84,9, lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada Desember 2020 sebesar 96,5.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan perbaikan keyakinan konsumen yang tertahan pada Januari 2021 terutama disebabkan menurunnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada 6 bulan yang akan datang.
"Perkembangan tersebut disebabkan oleh perkiraan terhadap ekspansi kegiatan usaha, ketersediaan lapangan kerja, dan penghasilan ke depan yang tidak sekuat pada bulan sebelumnya," jelas Erwin dalam keterangannya pada Senin (8/2/2021).
Meskipun demikian, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tetap terjaga dan berada pada level optimis (indeks>100). Ekspektasi konsumen yang masih optimis ini diharapkan akan membaik ke depan sehingga mendukung perbaikan keyakinan konsumen.
Perbaikan keyakinan konsumen yang tertahan pada Januari 2021 terjadi pada seluruh kategori tingkat pengeluaran dan mayoritas kelompok usia.
"Secara spasial, keyakinan konsumen menurun di 14 kota cakupan survei, dengan penurunan terbesar di kota Surabaya, diikuti oleh Bandung dan Mataram," ungkap Erwin.
Menurunnya Indeks Keyakinan Konsumen pada Januari 2021 terjadi di seluruh kelompok pengeluaran, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp 2,1 hingga Rp 4 juta per bulan. Dari sisi usia, terutama pada responden berusia 51 hingga 60 tahun.
Advertisement