Keren, Kebumen Punya Kawasan Budidaya Udang Terintegrasi Pertama di Indonesia

KKP menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen untuk pengembangan kawasan budidaya udang terintegrasi (shrimp estate).

oleh Andina Librianty diperbarui 12 Agu 2021, 15:15 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2021, 15:15 WIB
Pembudidaya udang. Dok KKP
AHPND merupakan jenis penyakit lintas batas (transboundary disease) yang saat ini tengah menjadi ancaman serius pada industri budidaya udang. Dok KKP

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen untuk pengembangan kawasan budidaya udang terintegrasi (shrimp estate) di wilayah tersebut. Penandatanganan perjanjian kerja sama terkait pengembangan tersebut berlangsung di Jakarta, Kamis (12/8/2021).

Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP, Tb Haeru Rahayu, dengan Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto dan disaksikan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.

"Dengan adanya satu bentuk model ini (shrimp estate) ke depannya pembangunan kawasan budidaya udang dapat dikelola secara modern dan baik, lalu ada satu standar kualiatas seperti instalasi, kualitas air, kualitas kawasan pesisirnya, di depannya (lokasi shrimp estate) harus penuh dengan hutan mangrove juga agar tidak terjadi abrasi," kata Menteri Trenggono pada Kamis (12/8/2021).

Perjanjian kerja sama antara KKP dan Kabupaten Kebumen terkait pengembangan shrimp estate ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Langkah ini merupakan implementasi dari salah satu program prioritas KKP, yakni pengembangan perikanan budidaya untuk meningkatkan ekspor didukung riset kelautan dan perikanan, yang sejalan dengan target peningkatan nilai ekspor udang nasional sebesar 250 persen pada 2024.

"Saya meyakini jika model ini berhasil, maka dapat dikembangkan di wilayah lain menggunakan model yang sama dengan pengembangan potensi budidaya di masing-masing wilayah. Harus jadi inspirasi bahwa pembangunan bisa dihasilkan dari kolaborasi pemerintah pusat dan daerah seperti ini. Terlebih di pesisir nantinya kita bisa menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat pesisir," tutur Trenggono.

Kabupaten Kebumen dinilai memiliki potensi untuk pengembangan budidaya udang vaname melalui skema kawasan budidaya tambak udang terintegrasi. Harapannya melalui kerja sama ini, Kabupaten Kebumen menjadi pelopor budidaya udang yang modern di Indonesia dengan hasil produktivitas dan kualitas tinggi, karena adanya campur tangan teknologi dan perencanaan bisnis yang matang dalam pelaksanaannya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Proses Produksi

Ilustrasi udang
Ilustrasi Udang. (Dok. Thanks for your Like/donations welcome/Pixabay)

Shrimp estate sendiri merupakan skema budidaya udang berskala besar, yaitu proses hulu hingga hilir berada dalam satu kawasan.

Proses produksinya pun didukung oleh teknologi agar hasil panen lebih optimal, mencegah penyakit, serta lebih ramah lingkungan yang sesuai dengan konsep budidaya terintegrasi yakni dengan pendekatan konsep hulu-hilir. Selain itu juga didukung korporasi perikanan budidaya berbasis kawasan dan zero waste, hilirisasi produk perikanan budidaya, akuakultur modern 4.0, serta pengelolaan kawasan budidaya tambak udang secara terintegrasi dengan melibatkan seluruh unsur, baik pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dan pihak swasta.

Setelah adanya penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan shrimp estate di Kebumen ini, ground breaking rencananya dilakukan pada Desember 2021.

"Ini menjadi suatu kebanggaan bagi Kabupaten Kebumen. Kami akan berkomitmen dalam pembangunan shrimp estate ini sehingga dapat bermanfaat bagi masyatakat," ucap Bupati Kebumen Arif Sugiyanto.

Indonesia selama kurun waktu 2015-2020 berkontribusi terhadap pemenuhan pasar udang dunia sebesar 6,9 persen. Indonesia pada 2019 berada di urutan kelima eksportir udang dunia, dan total volume udang Indonesia pada 2020 di pasar dunia sebesar 7,15 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya