PLN Kantongi Pendapatan Rp 212,8 Triliun hingga Kuartal III 2021, Naik 4 Persen

PT PLN (Persero) membukukan pendapatan sebesar Rp 212,8 triliun (unaudited), atau naik 4 persen di kuartal III 2021.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 11 Nov 2021, 09:49 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2021, 09:49 WIB
20170621-PLN Berikan Diskon Biaya Penyambungan Tambah Daya-Antonius
Petugas PLN melakukan penyambungan penambahan daya listrik di Jakarta, Rabu (21/6). Menyambut lebaran, PLN memberikan bebas biaya penyambungan untuk rumah ibadah dan potongan 50 persen untuk pengguna selain rumah ibadah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) berhasil mencetak kinerja positif hingga kuartal III 2021 dengan membukukan pendapatan sebesar Rp 212,8 triliun (unaudited), atau naik 4 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020 sebesar Rp 204,7 triliun.

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi menuturkan, pencapaian kinerja positif perseroan ini ditunjang sejumlah langkah inovasi dan efisiensi yang dijalankan perusahaan melalui program transformasi PLN.

Hal ini membuat PLN sukses meningkatkan penjualan tenaga listrik dan menjaga Beban Pokok Penyediaan (BPP) tetap stabil. Ditambah faktor eksternal berupa apresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing seiring dengan membaiknya perekonomian nasional.

"Sejumlah strategi perseroan untuk meningkatkan penjualan tenaga listrik dan efisiensi operasional terbukti mampu mengerek kinerja perseroan pada triwulan (kuartal) III 2021," ungkap Agung, Kamis (11/11/2021).

Dari sisi BPP tenaga listrik, keberhasilan efisiensi dengan program transformasi yang dijalankan PLN sejak awal 2020 juga memberikan dampak positif bagi perusahaan. Realisasi BPP triwulan III 2021 menurun sebesar 1 persen atau setara dengan Rp 10 per kilo Watt hour (kWh), dari semula sebesar Rp 1.355 per kWh di triwulan III 2020 menjadi Rp 1.345 per kWh.

Hadirnya program intensifikasi dan ekstensifikasi penjualan yang dilakukan korporasi mampu memacu peningkatan penjualan energi sebesar 8 juta kWh. Tak hanya itu saja, perseroan juga mencatat ada penambahan jumlah pelanggan sebesar 3,6 juta pelanggan sampai dengan akhir September 2021.

Agung menyebutkan, strategi intensifikasi dilakukan dengan mendorong penggunaan listrik pelanggan untuk kegiatan produktif. Langkah ini dilakukan PLN melalui rangkaian program bundling dan promo tambah daya.

PLN juga mendorong penerapan gaya hidup dengan menggunakan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau electrifying lifestyle, seperti mendorong ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai dan penggunaan kompor induksi.

Di samping itu, strategi ekstensifikasi yaitu meningkatkan jumlah pelanggan PLN. Strategi ini ditempuh melalui program win back, yakni mengakuisisi captive power atau mengganti kelistrikan perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan pembangkit sendiri dengan suplai listrik dari PLN. Langkah tersebut dilakukan agar pelanggan dapat berfokus pada bisnis intinya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ceruk Pasar Baru

20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Suasana perbaikan Menara Sutet di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Cara lainnya, dengan merebut ceruk pasar baru di sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan serta kelautan melalui program electrifying agriculture dan electrifying marine.

"Seluruh program ini terbukti mampu membantu pelanggan menjadi lebih produktif dan efisien sehingga kesejahteraan mereka bisa meningkat," terang Agung.

Tak hanya itu, PLN juga terus berupaya meningkatkan pelayanan demi kepuasan dan kenyamanan bagi para pelanggan. Hal ini bisa dilihat dari adanya perbaikan dalam SAIDI (System Average Interruption Duration Index) dan SAIFI (System Average Interruption Frequency Index).

SAIDI merupakan angka atau indeks durasi padam yang dialami konsumen dalam kurun waktu tertentu. Sementara SAIFI merupakan angka atau indeks frekuensi padam yang dialami konsumen dalam kurun waktu tertentu.

Pada triwulan III-2021, durasi padam (SAIDI) pelanggan tercatat sekitar 397 menit per pelanggan, turun 33,6 persen dari periode yang sama tahun lalu berkisar 598 menit per pelanggan. Sementara dari sisi frekuensi padam (SAIFI) juga tercatat membaik dengan frekuensi 4,9 kali pada triwulan-III 2021, dari 7 kali pada periode yang sama tahun lalu.

Agung meyakini, dengan strategi yang dijalankan, kinerja perseroan bakal semakin membaik hingga akhir tahun, terutama dengan terus membaiknya perekonomian nasional.

"Bagi kami yang terpenting, hadirnya listrik bisa membantu memudahkan seluruh aktivitas masyarakat, meningkatkan kesejahteraan serta membantu menggerakkan perekonomian nasional," pungkas Agung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya