Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan berjalan melambat pasca masa pemulihan ekonomi pada 2022 hingga tahun-tahun setelahnya. Namun, China bakal tampil sebagai negara ekonomi terbesar dunia pada masa-masa seperti ini.
Rangkuman tersebut coba disampaikan Executive Analyst Bank Indonesia (Beijing), Firman Hidayat saat sosialisasi terkait implementasi Local Currency Settlement (LCS) antara Indonesia dan China, Rabu (24/11/2021). Informasi itu dimaksudkan untuk memberi sudut padang kepada pengusaha akan proyeksi ekonomi di masa depan.
Baca Juga
Merujuk pada perkiraan International Monetary Fund (IMF), Firman mengatakan, pertumbuhan ekonomi global 2022 dan seterusnya berpotensi lebih kecil dari masa pemulihan pada 2021 ini.
Advertisement
Selanjutnya, akan ada divergensi pertumbuhan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang. Proyeksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju, dimana pada 2021 akan tumbuh 5,2 persen dan menciut jadi 4,5 persen di tahun depan.
"Namun di tahun berikutnya setelah 2022, pertumbuhan ekonomi negara maju akan kembali ke level pertumbuhan ekonomi sebelum pandemi, bahkan bisa lebih rendah," ujar Firman, Rabu (24/11/2021).
Pertumbuhan ekonomi negara berkembang memang akan melambat, namun cenderung akan stabil. Tentunya, sambung Firman, akan ada peran krusial dari perekonomian China.
"Kita semua paham Tiongkok saat ini menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia. Kontribusi atau share PDB Tiongkok terhadap dunia mencapai 18 persen," kata dia.
"Pesan yang akan kami sampaikan adalah bahwa ekonomi Tiongkok telah menjadi mesin pendorong pemulihan ekonomi global pada 2020 hingga 2022 dan tahun-tahun berikutnya," sambungnya.
China disebut Firman jadi satu-satunya negara dunia yang bisa tumbuh positif saat masa-masa awal pandemi Covid-19. Pada 2021 ini, ekonomi Negeri Tirai Bambu diperkirakan bakal melesat hingga 8 persen, namun turun sedikit jadi 5,6 persen di 2022.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global
Sementara Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sempat menyampaikan prediksi perekonomian global versi Bank sentral, dimana di sepanjang tahun 2021 ini mencapai 5,7 persen, dan turun jadi 4,4 persen pada 2022.
"Yang perlu kita perhatikan adalah, bahwa path-nya di 2021 tumbuh tinggi, 2022 akan cenderung melambat. Kami telah mengamati, Tiongkok akan jadi high income country pada 2025, dan menargetkan akan meningkatkan nominal PDB-nya menjadi dua kali lipat pada 2035," paparnya.
"Apabila Tiongkok bisa mewujudkan target ini, tentunya Tiongkok akan berpeluang besar menjadi ekonomi terbesar dunia," pungkas Firman.
Advertisement