Jokowi Prioritaskan Perbaikan Infrastruktur Pasca Erupsi Gunung Semeru

Jokowi menyampaikan, dari laporan yang diterima sekitar 2.000 rumah korban erupsi Gunung Semeru yang akan direlokasi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Des 2021, 15:19 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 17:30 WIB
Presiden Jokowi Kunjungi Lokasi Bencana Erupsi Semeru
Presiden Joko Widodo meninjau Jembatan Besuk Koboan yang runtuh akibat erupsi Gunung Semeru, Selasa, 7 Desember 2021 pukul 11.05 WIB. Masyarakat menyebutnya sebagai Jembatan Gladak Perak, yang berada di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau lokasi terdampak bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021).

Dalam kunjungan kerjanya kali ini, Jokowi mengatakan, dirinya ingin memastikan beberapa hal yang perlu diprioritaskan untuk penanganan tanggap darurat, seperti pencarian korban dan proses evakuasi serta ketersediaan logistik bagi masyarakat terdampak dan pengungsi. Termasuk juga rencana perbaikan infrastruktur yang rusak akibat letusan Gunung Semeru.

"Kita berharap semua sudah bisa dimulai, baik itu perbaikan infrastruktur maupun kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang kita perkirakan memang berbahaya untuk dihuni kembali," kata Presiden Jokowi, Selasa (7/12/2021).

Menurut RI 1, untuk tempat tinggal warga yang berada di lokasi bencana akan direlokasi ke tempat yang lebih aman. Jokowi menyampaikan, dari laporan yang diterima sekitar 2.000 rumah yang akan direlokasi.

"Segera kita putuskan di mana relokasinya dan saat itu juga akan kita bangun kalau semua sudah siap," ujar Jokowi.

Sebagai tindaklanjut perintah Jokowi, Kementerian PUPR telah membantu penanganan darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru dengan mengerahkan sumber daya dan personel di balai-balai Kementerian PUPR yang berada di Jawa Timur.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jalur Alternatif

Presiden Jokowi Kunjungi Lokasi Bencana Erupsi Semeru
Presiden Joko Widodo meninjau Jembatan Besuk Koboan yang runtuh akibat erupsi Gunung Semeru pada Selasa, 7 Desember 2021 pukul 11.05 WIB. Jembatan ini memiliki panjang bentang 192 meter dan lebar 9,6 meter. (Foto: Laily Rachev-Biro Pers Sekretariat Presiden)

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menyatakan, tugas pertama adalah memastikan akses menuju ke lokasi terdampak bencana bisa dilalui untuk kendaraan logistik, termasuk juga kebutuhan pengungsi.

"Tugas kami adalah mendukung upaya tanggap darurat, pembersihan, termasuk sarana dan prasarana juga sudah didistribusikan. Untuk relokasi warga kita menunggu lokasi yang aman dari Badan Geologi (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)," tutur Hedy.

Untuk percepatan peningkatan konektivitas, telah dilakukan langkah-langkah penanganan dengan mencari jalur-jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Koboan.

Salah satunya akan dibangun jembatan gantung dalam 2 bulan ke depan untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua sebagai penghubung Kabupaten Lumajang dengan Malang Selatan. Jembatan ini juga didesain dapat dilalui ambulance untuk keadaan darurat.

"Kami juga menyiapkan jalur alternatif ke arah selatan sepanjang 2 km yang dibangun oleh Pemkab dan Kementerian PUPR membantu 7 km. Tetapi ini memang tidak bisa digunakan untuk kendaraan berat, hanya logistik ringan," ujar Hedy.

 

Perbaikan Permanen Jembatan Besuk Koboan

Presiden Jokowi Kunjungi Lokasi Bencana Erupsi Semeru
Presiden Jokowi meninjau Jembatan Besuk Koboan yang runtuh akibat erupsi Gunung Semeru pada Selasa, 7 Desember 2021 pukul 11.05 WIB. Jembatan ini berada di jalur arteri Malang-Lumajang, yang dibangun pada tahun 1998. (Foto: Laily Rachev-Biro Pers Sekretariat Presiden)

Selanjutnya, untuk perbaikan permanen Jembatan Besuk Koboan yang berada di ruas Jalan Nasional Turen-Lumajang dibutuhkan waktu perbaikan sekitar 1 tahun.

"Pembangunan jembatan permanen dengan bentang 130 meter butuh waktu. Makanya kita buatkan dulu jembatan gantung yang bersifat sementara untuk pemulihan konektivitas," kata Hedy.

Guna mendukung kebutuhan pengungsi, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur telah memobilisasi 10 unit Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter, 4 unit Mobil Tangki Air (MTA) kapasitas 4.000 liter, 6 unit tenda hunian darurat, 3 mobil toilet, 11 bed, 6 tenda ukuran 4x4, 1 unit dump truck, 1 unit mobil kabin, dan dukungan 16 personel tanggap darurat.

Kemudian juga dikerahkan alat berat untuk mempercepat evakuasi korban dan pembersihan kawasan terdampak oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali. Seperti 1 unit excavator, 2 unit loader, 2 dump truck, 1 water tanker, 3 unit pick up berada di Lumajang dan Malang, serta 1 unit Jembatan Bailey, 2 unit dump truck, 3000 lembar kawat bronjong sudah standby di kantor balai.

Tambahan alat berat juga didistribusikan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas berupa 1 unit excavator, 1 unit loader, 2 dump truck, dan perlengkapan tambahan berupa 1 set lighting lamp, 1 unit MTA dan alkon, 2 drum solar serta oli hidrolik dan oli mesin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya