Cerita Jokowi Ditelpon Perdana Menteri Memelas Dikirim Minyak Goreng agar Negaranya Tak Krisis

Seorang perdana menteri menelepon Jokowi untuk meminta dikirimkan minyak goreng.

oleh Arief Rahman H diperbarui 14 Jun 2022, 12:11 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2022, 12:11 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah mendapatkan telepon dari perdana menteri satu negara. Kepala negara tersebut meminta Indonesia kembali mengekspor minyak goreng ke negaranya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pembukaan Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana, Selasa (14/6/2022). Seorang perdana menteri menelepon Jokowi untuk meminta dikirimkan minyak goreng.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah mendapatkan telepon dari perdana menteri satu negara. Kepala negara tersebut meminta Indonesia kembali mengekspor minyak goreng ke negaranya.

Ini diungkapkan Jokowi pada Pembukaan Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana, Selasa (14/6/2022).

"2 hari yang lalu malam saya mendapat ditelepon dari seorang perdana menteri, tidak saya sebutkan beliau meminta-minta betul Presiden Jokowi tolong dalam sehari dua hari ini kirim yang namanya minyak goreng, stok kami betul-betul sudah habis," kata Jokowi.

Jika hal itu tidak dipenuhi, perdana menteri tersebut mengaku bisa terjadi kekacauan krisis ekonomi hingga politik di negaranya.

"Kalau barang ini tidak datang akan terjadi krisis sosial, ekonomi dan berujung ke krisis politik dan itu sudah terjadi di negara yang namanya Srilangka," tegas Jokowi.

Kepala negara mengingatkan jika saat ini, semua negara mengalami kondisi sulit. Ketidakpastian global berupa ancaman krisis pangan, energi hingga inflasi membayangi banyak negara.

Dalam menghadapi ini, Jokowi mengingatkan jika semua harus bersiap. Terutama dalam menghadapi kemungkinan krisis pangan dan energi. 

Apalagi Indonesia masih sangat bergantu di sektor energi. "Kita semuanya betul-betul harus menyiapkan diri menaikkan pangan harus betul-betul disiapkan betul betul harus dikalkulasi karena separuh dari energi kita impor dan kita ini negara besar juga butuh pangan yang besar, energi yang besar baik untuk kendaraan maupun untuk industri untuk rumah tangga dan lain-lainnya," tegas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya