Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para jajaran menteri untuk melakukan stress test untuk seberapa jauh kekuatan Indonesia menahan apabila guncangan perekonomian ke depan akan datang.
Salah satu instansi yang siap untuk melakukan stress test yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua Dewan OJK Mahendra Siregar bahwa pihaknya siap untuk melakukan stress test terhadap industri jasa keuangan.
Baca Juga
"Dalam konteks pemerintah, kami mencatat dan juga kami mendukung penuh ajakan dan arahan untuk mensiap-siagakan, apa pun yang bisa terjadi harus dapat diantisipasi dengan baik. Kalau untuk industri dan sektor jasa keuangan, biasa dikenal dengan istilah stress test. Dan hal itu harus dilakukan dengan segera agar tentu memahami, menghitung, mengkalkulasi seluruh risiko yang ada,”ujar Mahendra beberapa waktu lalu.
Advertisement
Ini merupakan langkah untuk menempatkan perekonomian Indonesia menjadi lebih siap siaga terhadap risiko yang terjadi ke depan.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan OJK melakukan hal tersebut merupakan langkah yang tepat.
Dia menjelaskan apabila terjadi krisis pangan dan sebagainya Indonesia mampu untuk mengatasi hal tersebut karena sudah dibekali oleh stress test.
"Kan bisa asumsi kalau terjadi pangan kurang, ini begini apa dan seterusnya. Mereka (OJK) punya model yang sangat baik. Masih terus dievaluasi," ujar Luhut, Jakarta, Selasa (18/10).
Sebagai informasi sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan lembaga yang independen yang memiliki fungsi, tugas, serta wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, serta penyidikan. Dasar hukum dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan yakni Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011.
Tugas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ialah melakukan pengaturan serta pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB. OJK juga memiliki fungsi, tujuan, serta visi misi yang penting untuk Anda ketahui.
OJK Sebut Ekonomi Global Bakal Hadapi Perfect Storm
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, Indonesia ke depan akan dihadapkan dengan berbagai krisis yang disebut The Perfect Storm. Hal itu terdiri dari inflasi tinggi, resesi, dan geopolitik.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, kondisi global saat ini layaknya badai.
"Hanya memang banyak yang bertanya apakah ini topan, taifun, atau perfect storm. Nampaknya perfect storm yang akan terjadi probabilitasnya ke depan," kata Mahendra dalam konferensi pers, Selasa (11/10/2022).
Mahendra menuturkan, dalam konteks ekonomi global The Perfect Storm artinya tiga hal menjadi satu, yaitu inflasi tinggi yang bahkan negara maju mengalami terakhir 30-40 tahun lalu sepanjang sejarah. Kedua adalah resesi baik itu teknikal resesi atau lainnya. Selain itu, ketiga terdapat aspek yang tidak bisa diprediksi yang luar biasa, yakni geopolitik.
"Ketiga ini tidak diajarkan karena tidak jadi bagian ekonomi mestinya tapi ternyata ini faktor paling penyebab ketidakpastian. Berapa lama dan berapa besar, kita tidak tahu pasti. Tapi bahwa ada badai dan perfect storm pasti akan terjadi," kata dia.
Dia menambahkan, OJK sebagai regulator bertugas untuk menjaga stabilitas keuangan, bukan hanya mencermati.
"Yang kita lakukan bukan sekadar mencermati dan memantau apalagi menyesali, tapi justru berkoordinasi, membahas untuk dapat memitigasi termasuk dengan apa yang disebut Stress test (pengujian) terhadap kemungkinan yang terjadi," ujar dia.
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bakal Positif
Menurut ia, hal tersebut dilakukan agar bisa mengatasi risiko yang mungkin terjadi. Mahendra menegaskan, setelah itu, penting untuk berfokus pada agenda utama untuk memperkuat dan mempertahankan ekonomi Indonesia.
"Tapi setelah itu, maka kita fokus agenda utama. Karena mencermati ekonomi global bukan agenda utama RI. Yang dilakukan ialah memperkuat dan mempertahan pertumbuhan ekonomi Indonesia agar terus berlangsung. Itu agendanya bukan mencermati dan memperkirakan ekonomi dunia," kata Mahendra.
Mahendra menilai ekonomi Indonesia pertumbuhannya tetap baik. Diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai di atas 5 persen hingga 2023.
"Ekonomi Indonesia kita lihat dari kaca mata pertumbuhan ekonomi tetap baik maupun perkiraan lembaga internasional dan analis. Semua menyatakan Indonesia akan tetap tumbuh terjaga di kisaran atau bahkan di atas 5 persen untuk tahun ini dan depan," ungkapnya.