Bulog Gelar Operasi Pasar hingga Maret 2023, Siapkan 315 Ribu Ton Beras

Perum Bulog mengaku akan menyelenggarakan operasi pasar hingga Maret 2023. Upaya ini dilakukan demi menjaga harga beras tak naik.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jan 2023, 14:45 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2023, 14:45 WIB
Buwas Bahas Anggaran dan Kinerja Bulog Bersama DPR
Dirut Perum Bulog Budi Waseso memberi penjelasan kepada Komisi IV DPR saat rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (20/6/2019). Rapat membahas RKA Kementerian dan Lembaga Tahun 2020, evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan I dan kinerja Bulog selama tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog mengaku akan menyelenggarakan operasi pasar hingga Maret 2023. Upaya ini dilakukan demi menjaga harga beras tak naik.

Dalam operasi pasar ini, Bulog menyiapkan 315 ribu ton beras dari stok cadangan beras pemerintah (CBP).

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) memerintahkan Bulog untuk menggelontorkan stok CPB, baik dari penyerapan dalam negeri maupun beras impor untuk operasi pasar.

"Yang impor itu juga akan kita turunkan, semuanya akan kita habiskan untuk operasi pasar untuk Januari, Februari sampai nanti Maret," kata Budi Waseso atau akrab disapa Buwas di Kompleks Istana Kepresidenan dikutip dari Antara, Selasa (31/1/2023).

Buwas menjelaskan bahwa beras yang disalurkan lewat operasi pasar merupakan beras impor premium yang dijual seharga Rp8.300 per kg.

Harga beras tersebut lebih rendah dari harga rata-rata beras medium nasional yang saat ini mencapai Rp12.900 per kg.

"Beras ini beras premium, bukan beras medium. Kita jualnya Rp8.300. Jadi harusnya tidak ada persaingan karena beras ini yang terbaik," kata Buwas.

Untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan terhadap beras impor saat operasi pasar, Buwas menyampaikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satgas Pangan Mabes Polri serta Food Station Cipinang.

 

Stabilkan Harga Beras

Ratusan Ribu Ton Beras Tak Terpakai di Gudang Bulog
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Adapun Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk melakukan operasi pasar dengan menggunakan stok CBP sebanyak 1,2 juta ton guna menjaga stok dan stabilisasi harga beras di tingkat konsumen sepanjang 2023.

Sebelumnya, Perum Bulog sesuai arahan Presiden Joko Widodo telah menggelontorkan 100 ribu ton beras melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau dikenal operasi pasar pada awal Januari 2023 untuk meredam gejolak kenaikan harga beras di pasaran.

Harga pembelian dari gudang Bulog berkisar Rp8.300-Rp 8.900 per kg disesuaikan dengan pembagian zonasi.

Sebagai rincian, beras dijual seharga Rp8.300 per kg untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi, sedangkan wilayah Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Rp8.600 per kg, serta wilayah Maluku dan Papua sebesar Rp8.900 per kg.

Dirut Bulog Bongkar Modus Mafia Mainkan Harga Beras

Buwas Bahas Anggaran dan Kinerja Bulog Bersama DPR
Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (20/6/2019). Rapat membahas RKA Kementerian dan Lembaga Tahun 2020, evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan I dan kinerja Bulog selama tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso membongkar cara licik oknum untuk mempermainkan harga beras. Padahal sudah ada patokan harga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Budi Waseso menyampaikan, harga jual cadangan beras pemerintah (CBP) adalah sebesar Rp 8.300 per kilogram untuk harga dari gudang. Di hilir atau tingkat konsumen, harganya dipatok harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kilogram.

Menurut Buwas, sapaan akrabnya, ternyata harga beras Bulog di hilir masih ditemukan lebih tinggi dari HET. Sebabnya, ada permainan di sisi distribusi dari gudang ke eceran.

"Kalau tadi saya bilang harganya jadi mahal, gini kesalahannya bukan di Bulog. Bulog kan melepasnya Rp 8.300, okelah karena itu di wilayah Jakarta," ujar dia di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Buwas turut mencoba menghitung keuntungan yang bisa didapat dalam proses penjualan dari gudang hingga ke konsumen. Dengan formulasi yang sudah ditetapkan, seharusnya sudah ada keuntungan di setiap lini.

"Berapa sih biaya angkut sampai ke tempat penyebarannya? Ya paling tidak, boros-borosnya Rp 200 per kilo. Berarti kan modalnya Rp 8.500, ini hitung-hitungan bodohnya saya. Sekarang kalau dijual Rp 8.800 katakanlah, sudah dapat untung Rp 300 rupiah, kan para pengecernya dapat untung lagi. Kalau kita jual Rp 8.800 (per kilogram), mungkin pengecer jual ke konsumen Rp 9.000 (per kilogram)," paparnya.

"Harapannya paling tinggi sesuai dengan HET dong yang Rp 9.450. Nah, sekarang belinya udah Rp 9.400, Rp 9.500, gimana ceritanya dia mau jual HET? Darimana untungnya? Ya nggak mungkin, yang pasti dia jual di atas HET," sambung Buwas.

Ada Mafia

Stok Beras Bulog Aman Hingga Akhir Tahun 2021
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjamin tahun ini stok beras aman dan tidak ada impor untuk kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Lebih lanjut, dengan hitungan yang diungkapnya tadi, ada oknum yang memainkan harga tersebut. Dia menyebut kalau itu adalah permainan dari mafia.

"Nah, salahnya siapa? Ya itu tadi, tanda kutip mafia yang memanfaatkan itu. Ya nantilah yang akan mendalami pihak berwenang, bukan saya. Saya nggak mau bicara terbuka, kan bukan kewenangan saya," ungkapnya.

Buwas juga telah mengendus adanya mafia yang bermain di tubuh Bulog. Bahkan, dia tidak segan untuk memecat oknum di tubuh Bulog yang kedapatan mempermainkan harga beras.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya