Liputan6.com, Jakarta Legrand Indonesia mengumumkan bahwa produk Konduit PVC yang diproduksi secara lokal kini telah terakreditasi dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 89,19 persen.
Konduit PVC ini telah terakreditasi SNI sejak Agustus 2022, diproduksi di fasilitas yang telah terakreditasi ISO di Bitung, dan diuji secara independen untuk memenuhi desain dan aplikasi pemasangan kabel yang ditentukan oleh standar internasional IEC 61386 – 21. TKDN sebesar 89,19 persen untuk pipa konduit PVC diperoleh pada bulan November 2022.
Baca Juga
"Kami bangga dapat ikut berkontribusi dalam upaya Indonesia memiliki lebih banyak produk lokal," ujar Country Manager, Legrand Indonesia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Advertisement
"Sistem konduit PVC kami telah melewati pengujian ketat yang membuat Legrand terkenal di seluruh dunia,
Sistem konduit PVC ini mengalami pengujian compression testing untuk memastikan daya tahan beban tekan melebihi 750N; impact testing untuk uji benturan pada obyek dengan beban lebih dari 2 kilogram yang jatuh dari ketinggian 100mm; serta uji Non-Flame Propagation di mana nyala api akan padam seketika setelah sumber api disingkirkan.
Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan TKDN untuk meningkatkan produksi barang dan jasa lokal. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong industri nasional untuk meningkatkan dan mendiversifikasi berbagai barang ekonomi yang dibutuhkan oleh sektor publik dan swasta, dengan menciptakan industri lokal untuk menyediakan sumber daya dan bahan mentah yang sangat dibutuhkan.
Untuk Berbagai Industri
Legrand berfokus pada produksi konduit PVC dengan bahan yang tahan benturan, sehingga cocok untuk digunakan di berbagai industri, termasuk di bangunan dan konstruksi.
Selain itu, sistem konduit PVC kaku yang tahan sinar matahari dan dapat ditempatkan dalam beton, di dinding, atau terpapar di luar untuk melindungi dan mengelola kabel untuk utilitas, listrik, data, dan komunikasi sangat penting bagi institusi, rumah, bangunan komersial, dan industri.
"Ini hanyalah satu tonggak dalam rencana kami untuk memproduksi lebih banyak produk lokal. Kami memiliki berbagai ide untuk berkontribusi lebih banyak pada kandungan dalam negeri," tutup Achraf Hegazy.
Advertisement
Berkat Hilirisasi, Investasi Industri Manufaktur Tembus Rp 497 Triliun di 2022
Investasi pada sektor industri di Tanah Air terus meningkat meski di tengah dinamika geopolitik dunia yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi global.
Hal ini menandakan Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi bagi para pelaku industri manufaktur nasional maupun global. Sepanjang tahun 2022, industri meraup investasi senilai Rp497,7 triliun.
“Capaian tersebut naik sebesar 52 persen dibanding investasi di sektor manufaktur pada tahun 2021. Sektor industri masih menjadi penyumbang penanaman modal terbesar dibandingkan sektor lainnya. Selain itu, ini merupakan sinyal penting bahwa level kepercayaan terhadap Indonesia masih tinggi. Investor masih melihat bahwa Indonesia is good for business and investment,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Agus menyampaikan, pemerintah juga terus berupaya proaktif untuk menarik minat para investor nasional dan global agar menanamkan modalnya di Indonesia. Pemerintah berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha dengan menjaga stabilitas ekonomi dan politik yang baik di dalam negeri.
“Kenaikan investasi ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah masih on the right track,” tuturnya.
Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal, pada Januari-Desember tahun 2022, total investasi di tanah air mencapai Rp1.207,2 triliun.
Berdasarkan pembentukan modal bisnis, investasi melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada periode tersebut mencapai Rp552,8 triliun atau sebesar 45,8 persen, sedangkan investasi yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) pada Januari-Desember 2022 sebesar Rp654,4 Triliun atau 54,2 persen dari total investasi sepanjang 2022.
Subsektor Manufaktur
Dari total keseluruhan investasi (PMDN dan PMA) pada Januari-Desember 2022, subsektor manufaktur yang berkontribusi paling besar adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang mencapai Rp171,2 triliun.
“Capaian gemilang ini tidak terlepas dari jalannya kebijakan hilirisasi industri, salah satunya upaya penghiliran nikel yang tengah dipacu dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik dengan pengembangan pabrik baterainya,” imbuh Menperin.
Subsektor industri kimia dan farmasi juga berada dalam lima besar investasi PMDN dan PMA, yaitu mencapai Rp93,6 triliun. Sementara itu, industri makanan dan minuman menjadi subsektor industri yang paling tinggi berkontribusi pada investasi PMDN, mencapai Rp54,9 triliun atau 9,9 persen terhadap investasi PMDN.
Penanaman modal di dalam negeri juga membawa dampak luas bagi perekonomian nasional, salah satunya melalui penyerapan tenaga kerja. Lapangan kerja dari penambahan investasi sepanjang Januari-Desember 2022 tercatat menyerap 1,3 juta orang tenaga kerja.
“Kami berharap peningkatan investasi, terutama pada sektor industri dapat berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal di masing-masing daerah serta mampu menggerakkan sektor industri kecil di daerah-daerah yang menjadi tujuan investasi tersebut,” tuturnya.
Advertisement