Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari kalangan miliarder di India.Â
Melansir Economic Times, Kamis (13/4/2023) miliarder tertua di India, Keshub Mahindra meninggal dunia pada Rabu (12/4) di usia 99 tahun.
Baca Juga
Setelah wafat, Mahindra kabarnya akan menyerahkan kendali perusahaannya Mahindra Group kepada keponakannya, Anand Mahindra setelah menjabat selama 48 tahun.
Advertisement
Lahir pada 9 Oktober 1923, Keshub Mahindra dikenal sebagai ketua emeritus dari konglomerat Mahindra & Mahindra yang sahamnya terdaftar di Mumbai senilai USD 16,4 miliar.
Keshub Mahindra merupakan lulusan dari Wharton pada tahun 1947, yang merupakan tahun kemerdekaan India, seperti dikutip dari Forbes.
Setelah kembali ke India, Mahindra bergabung dengan perusahaan yang didirikan oleh ayahnya K.C. Mahindra dan pamannya J.C. Mahindra pada tahun 1947.
Dia kemudian menjadi ketua Mahindra & Mahindra pada tahun 1963, dan memimpin perusahaan dalam kapasitas tersebut hingga tahun 2012, ketika dia menyerahkan posisi tersebut kepada keponakannya Anand Mahindra, yang juga seorang miliarder.
Â
Selama masa jabatannya yang panjang, Mahindra mengubah perusahaan dari perakit Willysjeeps di India menjadi konglomerat yang terdiversifikasi.
Saat ini, perusahaan ini terkenal dengan kendaraan traktor dan SUV-nya, tetapi juga hadir di sektor-sektor seperti layanan perangkat lunak, perhotelan, dan real estat.
Selama bertahun-tahun, Mahindra juga menjadi dewan direksi beberapa perusahaan terkemuka India termasuk Steel Authority of India, Tata Steel, dan Tata Chemicals. Dia juga merupakan pendiri dan ketua perusahaan pembiayaan perumahan di negara itu, HUDCO.
Â
Kekayaan Miliarder Tertua di India Keshub Mahindra
Mahindra tercatat berada dalam daftar Miliarder Dunia versi majalah Forbes.
Forbes mencatat, miliarder tertua di India itu mengantongi kekayaan bersih senilai USD 1,2 miliar atau Rp. 17,6 triliun berdasarkan sahamnya di Mahindra & Mahindra—sebuah konglomerat terdiversifikasi dengan operasi mulai dari teknologi hingga layanan keuangan hingga real estat.
Mahindra pertama kali bergabung dengan jajaran miliarder pada tahun 2007.
Advertisement
Belum Terkalahkan, China Masih Menyandang Penghasil Miliarder Terbanyak di Dunia
China mempertahankan gelarnya sebagai rumah bagi miliarder terbanyak pada tahun lalu. Akan tetapi, menurut sebuah laporan baru, negara terkaya di dunia ini telah kehilangan 10 persen kekayaan para orang terkaya di tengah anjloknya pasar saham dan perang Ukraina.
Dilansir dari Nikkei Asia, Rabu (29/3/2023), JDYD Liquor-Hurun Global Rich List 2023 terbaru mengungkapkan bahwa jumlah miliarder secara global turun 269 menjadi 3.112, dengan orang terkaya di China menyumbang sebagian besar pengurangan.
Kekayaan miliarder China turun 15 persen secara keseluruhan, dengan 164 orang keluar dari daftar, sementara 969 menetap. Negara itu yang terbanyak di dunia, diikuti Amerika Serikat dengan 691 miliarder, kata laporan tersebut.
Sementara India berada di posisi ketiga dengan 187 miliarder. Ada pula Jerman yang menyusul Inggris di peringkat keempat dengan 144 miliarder.
Orang kaya di Asia merupakan dua perlima miliarder dunia, dengan total 39 persen kekayaan global mencapai USD 13,7 triliun. Hanya di bawah 10 persen dari angka itu dipegang oleh 10 orang terkaya di dunia.
"Kenaikan suku bunga, apresiasi dolar AS, meletusnya gelembung teknologi yang didorong oleh Covid-19, dan dampak lanjutan dari perang Rusia-Ukraina, semuanya digabungkan untuk merugikan pasar saham," kata Rupert Hoogewerf selaku kepala peneliti dan ketua Hurun Laporan, organisasi riset bisnis yang memeringkat individu kaya di China dan di seluruh dunia.
Daftar teratas adalah Chief Executive Officer LVMH Bernard Arnault, yang menyalip pendiri Tesla Elon Musk dengan kekayaan bersih sekitar USD 202 miliar.
Orang Terkaya di China
Sementara orang terkaya China dipegang oleh Zhong Shanshan, pendiri perusahaan minuman Nongfu Spring dan pemilik mayoritas perusahaan farmasi, dengan perkiraan kekayaan bersih senilai USD 69 miliar. Dia berada di peringkat ke-15.
Ada pula Big Tech dan mobil listrik yang bernasib lebih buruk, dengan pendiri Amazon Jeff Bezos melihat kekayaannya turun USD 70 miliar dan dua pendiri Google turun USD 85 miliar gabungan.
Musk, yang membeli Twitter pada Oktober lalu dengan menjual saham Tesla senilai USD 23 miliar, kehilangan mahkotanya sebagai miliarder dunia karena sebagian besar penurunan nilai perusahaan kendaraan listrik.
Di samping itu, barang-barang konsumen mewah telah mengalahkan sebagian besar sektor lainnya, dengan tahun yang memecahkan rekor. Sebanyak 3 dari 10 orang terkaya menghasilkan uang dari sektor mewah. Miliarder di industri barang konsumsi melihat kekayaan kumulatif tumbuh 17 persen dan menjadi yang terkaya di dunia.
Advertisement