Tengok Kurs USD Hari Ini 27 April 2023, Naik atau Turun?

Kurs USD terhadap Rupiah pada Kamis (27/4/2023) hari ini terpantau masih stabil di kisaran yang sama dari hari-hari sebelumnya.

oleh Jessica Sheridan diperbarui 27 Apr 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2023, 12:00 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Kurs jual USD terhadap Rupiah pada Kamis (27/4/2023) ada di Rp 14.956,41 dan kurs belinya sebesar Rp 14.807,59. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kurs USD terhadap Rupiah pada Kamis (27/4/2023) hari ini terpantau masih stabil di kisaran yang sama dari hari-hari sebelumnya. Berdasarkan informasi laman resmi Bank Indonesia, kurs jual dolar AS ada di Rp 14.956,41 dan kurs belinya sebesar Rp 14.807,59.

Sementara kurs jual Poundsterling Inggris kian naik, hari ini mencapai Rp 18.635,69 dan kurs beli mencapai Rp 18.447,30.

Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.483,46 dengan kurs beli Rp 16.313,52 yang juga mengalami sedikit peningkatan dari angka terakhirnya. Kurs jual Dolar Australia sebesar Rp 9.887,68 dan kurs beli Rp 9.787,82.

Beralih ke negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 11.208,34 per 100 Yen dan kurs beli Rp 11.094,32 per 100  Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.161,42 diikuti kurs beli Rp 2.139,76.

Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,18 dengan kurs beli Rp 11,07 per Won yang mengalami penurunan pada keduanya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.905,32 serta kurs beli sebesar Rp 1.886,29.

Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk  dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.199,95 dan kurs beli Rp 11.084,36 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.356,47 dan kurs beli Rp 3.319,34.

Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 268,90 dan kurs beli Rp 266,04 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 437,45 dan kurs belinya Rp 432,46 per Baht.

Aliran Modal Asing Serbu Indonesia, Rupiah Menguat 1,38 Persen hingga 17 April 2023

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat sebesar 1,38 persen hingga 17 April 2023 jika dibandingkan dengan level akhir Maret 2023. Penguatan nilai tukar rupiah ini terjadi karena kuatnya aliran modal asing yang menyerbu ke Indonesia.

"Penguatan ini didorong kuatnya aliran masuk modal asing di investasi portfolio," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dikutip dari Antara, Selasa (18/4/2023). 

Aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio pada kuartal I 2023 yang mencatat net inflows sebesar USD 4,7 miliar.

Aliran masuk modal asing ke investasi portfolio terus berlanjut pada April 2023 yang hingga 14 April 2023 mencatat net inflows senilai USD 1,2 miliar.

Perkembangan positif di aliran masuk modal asing sejalan dengan dampak meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah kondisi ekonomi domestik yang terus membaik seperti pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan yang menarik.

Dibanding level akhir Desember 2022, nilai tukar rupiah pada 17 April 2023 menguat 5,26 persen (year-to-date/ytd), lebih tinggi dibandingkan dengan apresiasi rupee India sebesar 0,93 persen (ytd), baht Thailand sebesar 0,71 persen (ytd), dan depresiasi peso Filipina sebesar 0,22 persen.

Rupiah Diharap Terus Menguat

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ke depan, Perry memperkirakan kurs Garuda terus menguat sejalan dengan surplus transaksi berjalan dan berlanjutnya aliran masuk modal asing dipengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.

Bank Sentral akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap kurs rupiah.

"Kebijakan tersebut diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi term deposit valas devisa hasil ekspor sesuai dengan mekanisme pasar," ucap dia.  

Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS
Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya