Liputan6.com, Jakarta Harga emas kembali melemah pada perdagangan Jumat (26/5/2023) pekan lalu. Hal itu disebabkan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan sehingga mendorong suku bunga tetap lebih tinggi dan lebih lama.
Kendati demikian, dilansir dari Reuters, Senin (29/5/2023) pada perdagangan di pasar spot harga emas ditutup di posisi USD1.943,12 per ons atau naik 0,1 persen dibandingkan pada perdagangan Kamis pekan lalu harga emas di pasar spot ditutup di posisi USD 1.940,34 per ons.
Baca Juga
Namun secara keseluruhan harga emas mencapai level terendah dalam kurun waktu dua bulan yakni di kisaran USD 1.936,59 selama jam perdagangan Asia, dan diperkirakan akan turun 1,7 persen untuk minggu ini.
Advertisement
"Meskipun suara positif datang dari D.C., kesepakatan utang mungkin masih sulit untuk diselesaikan sebelum 1 Juni," kata pedagang logam independen Tai Wong.
"Tapi pemain jangka pendek mengharapkan kesepakatan untuk dilakukan dan telah menjual di balik data inflasi yang menunjukkan kemungkinan kenaikan bulan Juni," tambah Wong.
Adapun Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang dilacak Federal Reserve untuk target inflasi 2 persen meningkat 4,4 persen dalam 12 bulan hingga April setelah naik 4,2 persen di bulan Maret.
"Nomor PCE baru saja menendang salah satu kaki di bangku pasar emas, angka yang lebih lembut akan memberikan penarik di belakang emas," kata kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago Phillip Streible.
Pedagang sekarang bertaruh bahwa Fed akan memberikan kenaikan suku bunga ke-11 berturut-turut pada bulan Juni, yang akan mengikis daya tarik logam mulia tanpa bunga.
Benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun dan indeks dolar melayang di dekat level tertinggi sejak pertengahan Maret, keduanya berada di jalur untuk kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.
Kemilau Harga Emas Tertutup Ketakutan Kenaikan Angka Inflasi AS
Pekan lalu, harga emas dunia menyerah dan tak mampu mencetak keuntungan yang lebih tinggi pada penutupan perdagangan Jumat. Dengan kenaikan tipis yang dicetak pada perdagangan Jumat ini, harga emas dunia berada di jalur kerugian mingguan ketiga berturut-turut.
Mengutip CNBC, Sabtu (27/5/2023) harga emas di pasar spot naik 0,35 persen ke level USD 1.947,09 per ons, DI awal perdaganga, harga emas ini sempat naik sebanyak 0,9 persen.
Sedangkan harga emas berjangka AS menetap sebagian besar datar di USD 1.944,30 per ons.
Di awal perdagangan harga emas sempat naik tinggi karena ada titik cerah hasil pembicaraan plafon utang AS antara pemerintah dan DPR sehingga bisa terhindar dari gagal bayar.
Namun kemudian terdapat sinyal angka inflasi AS yang yang di atas dari perkiraan, sehingga membuat taruhan suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam waktu yang lama. Hal ini membuat harga emas mengalami tekanan.
Gedung Putih dan anggota Kongres dari Partai Republik bertujuan untuk memberikan sentuhan akhir pada kesepakatan untuk menaikkan plafon utang selama dua tahun.
Harga emas mencapai level terendah dalam dua bulan di USD 1.936,59 selama jam perdagangan Asia, dan diperkirakan akan turun 1,7 persen sepanjang minggu ini.
"Meskipun suara positif datang dari DC, kesepakatan utang mungkin masih sulit untuk diselesaikan sebelum 1 Juni," kata pedagang logam independen yang berbasis di New York, Tai Wong.
"Tapi para pemain perdagangan jangka pendek telah melakukan aksi jual karena data inflasi yang menunjukkan kemungkinan kenaikan bulan Juni," tambah Wong.
Â
Advertisement
Ketakutan Inflasi
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang dikumpulkan oleh Federal Reserve untuk target inflasi 2 persen, meningkat 4,4 persen dalam 12 bulan hingga April setelah naik 4,2 persen di bulan Maret.
"ANgka PCE baru saja menendang salah satu kaki di bangku pasar emas. Angka yang lebih lembut akan memberikan penarik di belakang emas," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Pedagang sekarang bertaruh bahwa Fed akan memberikan kenaikan suku bunga ke-11 berturut-turut pada bulan Juni, yang akan mengikis daya tarik emas tanpa bunga.Â